Serangan Siber Botnet Bisa Ancam Reputasi Perusahaan

Oleh : Dina Astria | Kamis, 12 Juli 2018 - 09:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Saat ini serang siber menjadi suatu ancaman untuk bisnis perusahaan. Apalagi dengan banyakanya perubahan teknologi, pola serangan pun ikut berubah.

Regional Vice President Sales South Asia Akamai, Vaughan Woods mengungkapkan bahwa jika terkena serangan, bukan hanya berdampak pada sistem internal tetapi juga reputasi perusahaan. Bila hal itu terjadi, akan sulit mengembalikan kepercayaan terhadap klien pada perusahaan.

“Pola serangan terus berubah. Makin banyak digitalisasi yang diadopsi oleh perusahaan, makin banyak pula jalan yang terbuka. Apalagi oleh perusahaan internet yang bersaing ketat,” ungkap Vaughan Woods dalam acara media briefing di Kempinksi, Jakarta, hari Selasa (10/7/2018) kemarin.

Serangan siber yang saat ini sering terjad dengan memanfaatkan teknologi bot. teknologi bot kini banyak dimanfaatkan oleh e-commerce penyedia layanan reservasi hotel menjadi bermata dua. Satu sisi menguntungkan karena membuat proses reservasi menjadi makin mudah, dan sebaliknya itu menjadi ancaman.

“Kami bahkan pernah menangani kasus di sistem tersebut, ada satu hotel yang dinyatakan full booked tetapi kenyataannya hotel tersebut tidak sama sekali full booked. Itu salah satu contoh serangan menggunakan bot,” cerita Woods.

Di tempat yang sama, hadir pula Akamai Head of Security Technologies and Strategy, Fernando Serto. Menurutnya, dari seluruh trafik data yang terjadi saat ini, separuhnya adalah trafik yang dilakukan oleh teknologi bot.

“Saat ini pula kami tengah mengembangkan sistem pertahanan yang dapat mendeteksi adanya serangan bot,” papar Fernando Serto.

Selain perubahan teknologi, perubahan lain yang kini sering terjadi yakni serangan terhadap individu. Para penyerang menargetkan individu atau organisasi kecil yang berhubungan dengan target utama mereka. Serangan ini tidak menampakkan efek yang signifikan pada target, bahkan serangan ini sering dianggap remeh. Padahal biasanya serangan utama baru akan terjadi berbulan-bulan atau setelah beberapa tahun kemudian.

Fernando Serto menambahkan, sehebat apapun infrastruktur keamanan akan percuma jika sumber daya manusianya masih lemah. Maka dari itu hal pertama yang biasanya mereka lakukan adalah memberikan pemahaman terhadap mitra mereka.