Investor Abaikan Isu Perang Dagang, Rupiah Menguat

Oleh : wiyanto | Selasa, 10 Juli 2018 - 09:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Rupiah memasuki pekan perdagangan baru dengan positif karena Dolar AS melemah. Perhatian investor akan tertuju pada data penjualan ritel Indonesia yang dijadwalkan untuk dirilis di hari Rabu. Data penjualan bulan Mei bisa memberi wawasan baru mengenai keadaan ekonomi Indonesia. Jika data aktual lebih besar dari proyeksi pasar yaitu 4.4% maka Rupiah berpotensi semakin menguat.

Hussein Sayed, Chief Market Strategist FXTM mengatakan, ketegangan dagang mendominasi tajuk utama pekan lalu, namun investor Wall Street mengabaikan isu perang dagang dan menyambut gembira laporan lapangan kerja Amerika Serikat. 213000 lapangan kerja baru dibuka di ekonomi AS di bulan Juni, jauh melampaui proyeksi 195000.

“Keadaan positif bisa terhenti kapan saja apabila investor yakin bahwa ketegangan dagang bergerak ke arah yang mengkhawatirkan,” ujar dia di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Sementara itu, data Mei ditingkatkan dari 223000 menjadi 244000. Pertumbuhan upah sedikit lebih rendah dari ekspektasi 2.8% YoY yaitu 2.7%. Walau demikian, pertumbuhan lapangan kerja yang baik dan rendahnya inflasi upah adalah kombinasi positif untuk saham karena alasan sederhana. Pertumbuhan lapangan kerja yang baik mencerminkan kekuatan ekonomi, inflasi upah yang rendah memberi fleksibilitas ekstra untuk Federal Reserve untuk memperketat kebijakan.

Sejauh ini, AS telah memberlakukan tarif $34 miliar untuk impor dari China, begitu pula China terhadap impor AS. Tahap ini jelas sudah terefleksikan pada harga. Meninjau kinerja saham Asia hari ini, investor sepertinya tidak berpendapat bahwa perang dagang akan terjadi. Walau begitu, Presiden Trump sulit ditebak sehingga momentum naik ini sepertinya akan terbatas, terutama untuk saham siklikal, hingga ada kejelasan mengenai isu perdagangan.