Perpustakaan Wonosobo Raih "Best Of The Best" di Ajang Peer Learning Meeting Nasional

Oleh : Anisa Triyuli | Senin, 09 Juli 2018 - 10:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Temanggung, 8/7 (Antara) - Kabupaten Wonosobo berhasil meraih penghargaan "Best of the Best" dalam ajang Peer Learning Meeting Nasional Tahun 2018 yang digelar Perpustakaan Nasional dan Bappenas RI di Yogyakarta.

Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Wonosobo Eko Yuwono di Wonosobo, Minggu, mengatakan penghargaan ini diberikan karena perpustakaan Wonosobo dinilai mampu mewujudkan perpustakaan yang transformatif, dengan mendorong masyarakat menjadikan perpustakaan desa sebagai pusat belajar dan berkegiatan.

Ia menuturkan kunci dari keberhasilan tersebut adalah adanya dukungan dan partisipasi aktif masyarakat Wonosobo yang semakin sadar untuk memanfaatkan informasi sebagai pintu masuk pengembangan potensi diri.

"Sekarang berkembang idiom di masyarakat Wonosobo, perpustakaan adalah sarana literasi untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Selain perubahan paradigma di masyarakat, katanya prestasi tersebut tidak lepas dari keberhasilan sejumlah peserta lomba yang digelar oleh Perpusnas RI.

"Ada 11 kategori lomba yang kami menangkan dalam ajang tersebut," jelasnya.

Sebanyak 11 kategori tersebut meliputi lomba video Impact Perpuseru oleh Arpusda, perpustakaan terbaik, Best Of The Best Perpustakaan Daerah, honorable Mention oleh Warih Seto Murti, lomba lapak perpuseru, Best Costume oleh Ahmad Waldi dari Perusdes Kebrengan, perpusdes terbaik oleh Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Al Bidayah dan TBM Cahaya Karangluhur, lomba cerita Impact oleh Istana Rumbia Lipursari dan TBM Al Bidayah, serta Best Of The Best Perpusdes yang diraih oleh TBM Al Bidayah.

Menurut Eko keberhasilan tersebut diawali dari pengembangan perpustakaan oleh Perpuseru Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) sejak tahun 2011. Program kemitraan Perpuseru tersebut meliputi 104 Perpustakaan Kabupaten/Kota dan 768 Perpustakaan Desa di 18 Provinsi se-Indonesia.

"Melalui Perpuseru itulah, ada 14 juta warga masyarakat yang kemudian bisa mengakses layanan dan berkegiatan di perpustakaan, dengan didampingi oleh 5.000 lebih staf serta 300 fasilitator yang siap mendorong pengembangan perpustakaan, baik di tingkat kabupaten hingga ke Desa-desa," katanya.

Seiring dengan berakhirnya program ini, Eko menyebut Perpusnas RI dan Bappenas telah menetapkan model pengembangan perpustakaan daerah, desa/kelurahan yang dikembangkan oleh perpuseru, menjadi model yang akan dikembangkan di seluruh Indonesia secara bertahap.

Eko menargetkan seluruh desa di kabupaten Wonosobo sudah mengembangkan perpustakaan transformatif pada Tahun 2021.

"Tahapan program akan segera dirumuskan oleh Dinas Arpusda, Bappeda, Dinsos PMD serta Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Wonosobo," imbuhnya.

Sementara itu, ia menuturkan diperlukan adanya sinergi antar berbagai organisasi perangkat daerah untuk mewujudkan literasi untuk kesejahteraan, sebagaimana di tingkat pusat juga terjalin sinergi antarlembaga dan kementerian.