Kemenperin Gandeng Toyota dan Enam Perguruan Tinggi Negeri Lakukan Riset dan Study Teknologi Mobil Listrik

Oleh : Ridwan | Rabu, 04 Juli 2018 - 12:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Toyota Indonesia dan enam perguruan tinggi negeri untuk bersama melakukan riset dan studi secara komprehensif tentang pentahapan teknologi electrified vehichle di dalam negeri. 

Langkah ini akan menjadi masukan bagi pemerintah menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik, sehingga target 20 persen untuk produkai kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) pada tahun 2025 tercapai. 

"Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mendorong teknogi otomotif yang ramah lingkungan melalui progran LCEV," kata Airlangga pada acara Kick off Electrified Vehicle Comprehensive Study di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Dalam implementasinya, Kemenperin berkolaborasi dengan sejumlah akademisi dan Toyota Indonesia sebagai salah satu pelaku industri otomotif nasional guna memperkenalkan teknologi pengembangan kendaraan ramah lingkungan termasuk mobil listrik. Riset bersama ini dijadwalkan akan berlangsung selama dua tahun. 

Adapun pembagian tugas kepada keenam perguruan tinggi negeri tersebut terbagi menjadi dua tahap. Tahao pertama, riset akan dilakukan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Indonesia (UI). 

Selanjutnya, tahal kedua, dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Udayana. 

Menurut Airlangga, keterlibatan perguruan tinggi pada riset ini tidak terlepas dari peran aktif dan partisipasi mereka dalam upaya pengembangan kendaraan bermotor listrik beserta komponennya di dalam negeri. 

"Melalui riset dan studi bersama ini, kita juga cari solusi yang meliputi kenyamanan berkendara oleh para pengguna, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, serta adopsi teknologi dan regulasi," terang Menperin. 

Adapun kendaraan listrik yang digunakan didalam riset kali ini adalah jenis Hybird dan Plug-in Hybird yang bakal dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang telah menggunakan teknologi advance engine. Poin-poin yang akan distudy antara lain tentang user convenience study, technical characteristic study, overall environment study, industry, sociak impact study, serta policy and regulation study. 

"Setiap unit kendaraan tersebut akan dilengkapi dengan data logger untuk pengambilan data konsumsi bahan bakar, kondisi charging, kebutuhan data infra charging, user experience, convinience, dan lainnya," jelas Airlangga.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan riset dan studi bersama yang diinisiasi oleh Kemenperin dalam upaya untuk memahami secara lebih menyeluruh aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pengembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia terutama mengenai preferensi konsumen. 

Selain itu, tambahnya, dari sisi industrinya meliputi rantai pasok serta kebutuhan infrastruktur pendukung lainnya. 

"Kami memberikan dukungan berbentuk penyediaan alat berupa kendaraan, data logger, charger, dan asistensi lainnya yang dapat dipergunakan oleh para peneliti dari Universitas-Universitas di Indonesia tersebut," ungkapnya. 

Warih berharap dukungan yang diberikan TMMIN dapat membantu pemetaan kondisi dan kebutuhan rill pelanggan, termasuk kesiapan dan tantangan dalam mengembangkan industri dan infrastruktur kendaeaan elektrifikasi di Indonesia sesuai arahan Kemenperin.