Kepala BPPI Kementerian Perindustrian: Memajukan Industri Adalah Sebuah Keharusan

Oleh : Hariyanto | Jumat, 29 Juni 2018 - 14:14 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini memikul tanggung jawab yang cukup berat, karena ekonomi Indonesia didukung dari sektor industri. 

Saat ini sektor industri masih menjadi kontributor terbesar, yakni sebesar 20 persen,  dalam perekonomian nasional.  Maka jika ingin meningkatkan perekonomian nasional,  memajukan industri adalah sebuah keharusan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh DR. Ir. Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementrian Perindustrian, disela-sela acara Halal Bihalal yang diadakan oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) di Bogor, pada Kamis (28/6/18).   

Acara yang mengusung tema Silaturahmi untuk Meningkatkan Kualitas dan Produktifitas Kinerja BLU BBIA ini dihadiri oleh jajaran eselon 1 BPPI Kemenperin, serta seluruh staf dan pensiunan BBIA. Kemenperin sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan peran sektor industri. 

“Pada saat membina industri, tidak bisa Kemenperin bertindak sendiri. Untuk memajukan industri, dibutuhkan bahan baku, yang artinya harus terkait dengan Kementerian Pertanian. Saat membutuhkan energi, harus menghubungi kementrian ESDM. Namun, kadangkala tidak seluruh Kementerian yang diajak untuk memajukan industri dapat berjalan sejalan, karena kondisi di lapangan yang tidak terduga. Dan ini menjadi tantangan tersendiri,“ ungkap Ngakan. 

Di dalam memajukan industri,  kedepannya merupakan era inovasi, sehingga dukungan riset dan pengembangan menjadi sangat penting.  Ini untuk meningkatkan daya saing industri dan memperkokoh struktur industri. Karenanya peranan badan Litbang, dimana dibawahnya terdapat Balai Besar dan Baristan menjadi sangat strategik. 

Untuk itu Balai Besar dan Baristan perlu direvitalisasi, untuk mendukung bagaimana kita bersama menggaet industri yang ada. Terutama lima sektor industri yang  diunggulkan dan didorong kedepan untuk revolusi industri keempat. Yaitu makanan dan minuman, otomotif dan kimia, elektroknik dan tekstil. Balai-balai yang ada kaitannya dengan industri tersebut, akan didorong pertama kali untuk revitalisasi.

Lebih lanjut Ngakan menyampaikan harapannya, agar BBIA senantiasa meningkatkan kemampuannya. "BBIA  merupakan Balai Besar yang mendukung pengembangan industri makanan dan minuman di Indonesia, sedangkan makanan adalah industri unggulan di Indonesia yang  pertumbuhannya selalu dua digit. Untuk itu sektor ini harus di-backup oleh Balai yang kuat, dari sisi pengujian, sertifikasi, litbang dan sebagainya." tambah Ngakan.

Terkait dengan langkah pengembangan industri ini, Kepala Balai Besar Industri Agro (BBIA), Ir. Umar Habson, MM  mengatakan, pada tahun 2018 ini terhitung Juli BBIA mulai menerapkan sistem remunerasi BLU. 

"Berarti harus bekerja profesional dalam pelayanan jasa diantaranya kegiatan pengujian, sertifikasi, kalibrasi, konsultansi, pelatihan dan alih teknologi di bidang industri agro disertai dengan implementasi hasil litbang yang handal," ungkap Umar.

Saat ini, lanjut Umar, peralatan yang digunakan sudah mengarah ke revolusi industri keempat. BBIA juga sudah mulai merancang peralatan skala laboratorium dengan menggunakan sistem IOT (internet of think) untuk mendukung revolusi industri 4.0. "Hal ini juga dilakukan seiring dengan perubahan lini kehidupan manusia melalui perkembangan teknologi. ” pungkasnya.