Lindungi Pasar Domestik, Menperin Pacu Percepatan Pembangunan Klaster Industri Baja

Oleh : Ridwan | Senin, 25 Juni 2018 - 15:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk melindungi pasar industri baja di dalam negeri dari serbuan produk impor seiring dengan peningkatan kapasitas produksi di tingkat global. 

Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong percepatan pembangunan klaster industri baja, misalnya di Cilegon, Banten yang ditargetkan dapat memproduksi hingga 10 juta ton baja pada tahun 2025. Selain itu, klaster industri baja di Batulicin, Kalimantan Selatan dan Morowali, Sulawesi Tengah.

Dalam upaya mendongkrak daya saing industri baja dalam negeri, Kemenperin telah menyusun strategi, antara lain implementasi revolusi industri 4.0 di sektor industri baja untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

“Diharapkan, pengembangan industri 4.0 ini menjadi kunci untuk mendorong industri bernilai tambah tinggi dan industri hilir berteknologi tinggi menjadi pemain kompetitif di tingkat global," jelas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (25/6/2018).

Selanjutnya, tambah Menperin, melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang link and match dengan industri untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten.

"Di tahun 2018, kami menargetkan dapat menciptakan 300 ribu tenaga kerja terampil, dengan menggandeng sebanyak 558 perusahaan dan 1.500 SMK," ungkap Airlangga. 

Kebijakan lainnya adalah implementasi mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada proyek infrastruktur di Tanah Air. 

"Konsumen utama produk baja adalah sektor infrastruktur dan konstruksi, yang mencapai 80 persen dari total permintaan domestik, atau setara dengan 9,6 juta ton per tahun," ujarnya. 

Selain fokus pada implementasi TDKN untuk meningkatkan penggunaan produk industri dalam negeri, Kemenperin juga menerapkan SNI untuk produk baja. 

“Saat ini, terdapat 28 SNI wajib untuk produk baja agar meningkatkan kualitas dan keamanan di industri baja dalam negeri," imbuh Airlangga.