Peneliti Senior UI: Kenaikan Indeks Manufaktur Ditopang Oleh Peningkatan Permintaan Domestik

Oleh : Ridwan | Rabu, 06 Juni 2018 - 17:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Lembaga survei Nikkei dan Markit telah merilis indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI) Indonesia pada Mei 2018 menyentuh di level tertinggi dalam 23 bulan, yakni sebesar 51,7 atau naik dari bulan sebelumnya 51,6.

Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Universitas Indonesia, T. M. Zakir Machmud menyampaikan, tren kenaikan indeks manufaktur sejak Januari 2018 karena ditopang oleh peningkatan permintaan domestik, kendati di tengah order ekspor yang melemah karena kondisi global yang kurang menentu. 

“Di sisi lain, depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar mendorong kenaikan biaya input atau bahan baku, sehingga berimbas pada tekanan inflasi. Namun demikian, para pengusaha kita tetap optimistis bahwa output akan tetap naik dalam 12 bulan ke depan," ujar Zakir di Jakarta, Rabu (6/6/2018).

Zakir yang juga Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UI ini mengatakan, pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait perlu menjaga momentum baik ini dengan menciptakan kebijakan iklim bisnis yang kondusif. 

"Saat ini, peluang yang harus dimanfaatkan adalah mendorong ekspor manufaktur yang cukup besar," jelasnya.

Langkah strategisnya, antara lain membuka pasar negara tujuan ekspor yang nontradisional, seperti Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa Timur. 

"Selain itu, perlu percepatan penyelesaian kerja sama yang komprehensif dengan negara-negara potensial serta penetrasi ke pasar Asean terus didorong dan diperbesar," imbuhnya.

Upaya yang penting dalam menjaga keberlanjutan industri nasional, lanjut Zakir, di antaranya dengan mengupayakan penurunan harga gas dan listrik di sektor energi. 

Kemudian, faktor tenaga kerja dengan kenaikan upah yang terukur serta terjaminnya ketersediaan bahan baku industri yang esensial seperti gula dan garam.

"Dengan upaya tersebut, saya optimis keberlanjutan industri nasional yang semakin agresif akan terus terjaga," tutur Zakir.