Melemahnya Pertumbuhan Properti Jatim, Impor Baja Turun Hingga 4,95 Persen

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 28 Januari 2017 - 06:21 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya- Impor baja industri Jawa Timur menurun sebesar 4,95 persen pada awal 2017 akibat lemahnya pertumbuhan properti di daerah ini, kata Presiden Direktur PT Sunrise Steel Henry Setiawan.

"Memang pada awal 2017 harga baja sempat anjlok sehingga produsen lebih memilih untuk melakukan impor bahan baku. Hal itu membuat harga baja domestik sempat naik. Sehingga permintaan impor bahan baku juga ikut," kata Henry seperti dilansir Antara di Surabaya, Jumat (27/1/2017).

Ia mengatakan impor baja di awal 2016 berada di angka 1,230 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau turun hingga 4,95 persen dibanding tahun 2015 yang total impornya mencapai 1,294 miliar dolar AS.

Dikatakannya, turunnya impor juga dipicu harga baja domestik yang mulai membaik pada semester II tahun 2016 ditambah harganya baja yang sudah bisa bersaing, sehingga menggerus permintaan baja dari luar khususnya asal Tiongkok.

Secara spesifik, turunya baja impor terjadi pasa sektor baja stainless yang digunakan sebagai bahan baku tangga atau pagar.

"Lesunya pasar properti sepanjang tahun 2016, jelas permintaan baja stainless ikut tergerus. Sebab, baja stainless memang digunakan untuk bahan bangunan perumahan. Sedangkan baja paduan justru impornya naik 98 persen tahun lalu," katanya.

Henry menjelaskan, baja paduan biasanya digunakan sebagai bahan otomotif dan perlatan dapur, seperti wajan dan panci dan naiknya impor baja paduan mengindikasikan pasar alat rumah tangga terus bertumbuh.

Meski begitu, Henry menyebut naiknya impor baja paduan tak membuat impor baja naik secara signifikan, karena konsumsi baja 90 persen masih terserap di sektor properti.

"Tahun 2016 penurunan permintaan di sektor properti tergerus hingga 40 persen," katanya.

Meski demikian, Henry optimistis pertengahan 2017 permintaan impor baja bisa kembali naik, karena pengembang mulai agresif seiring pertumbuhan perekonomian yang makin baik.