Citarum Bersolek: Konstruksi Alur Cerita dan Tata Kelola Pariwisata Air

Oleh : Bintang Handayani | Jumat, 25 Mei 2018 - 09:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Revitalisasi kekayaan alam termasuk didalamnya mengenai keberadaan Sungai, khususnya dalam hubungkait dengan pariwisata sebagai industri bergantung pada aspek bersolek dan alur cerita yang menawan. Mari mengulang kaji salah satu Sungai yang melekat dengan aspek profil suram. Sungai Citarum, suram dan kelam namum termasyhur karena sisi paradoks yang melekat sebagai Sungai terpanjang dan juga sebagai Sungai yang kurang terawat (Tribunjogja.com, 2018).

Bak cerita tentang Bengawan Solo yang  termasyhur tergambar indah, jernih, mempesona dikonstruksi dari pengalaman hidup tematis kisah cinta dalam perjalanan melancong, tertulis bagus dalam lirik tak termakan masa. Kajian mendalam tematis tentang kisah cinta, tentang perjalanan melancong dan peningggalan sejarah telah tertulis dalam domain kajian pelancongan media, yaitu pelancongan yang diinduksi film atau media, wisata sinematik.

Selain itu juga dikenal sebagai fenomena mobilitas wisatawan ke tempat-tempat yang mereka kaitkan dengan novel, film, atau serial televisi. Hal ini penting karena mobilitas wisatawan ke tujuan yang terkait dengan pelancongan yang diinduksi media juga dapat mendukung berbagai arus menuju penemuan budaya lokal, yang dalam istilah Viganò disebut sebagai Enogastronomic.   

Lebih lanjut, isu tentang revitalitas dalam kajian genre pelancongan telah diperluas dengan adanya arus perkembangan Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) dan media. Hal ini menunjukkan keberadaan penceritaan digital, yang berasal dari komunitas online dan perilaku penciptaan konten dalam ranah pemasaran & komunikasi pelancongan.

Sejalan juga dengan beberapa arus terkini dari penelitian pelancongan yang menawarkan konsepsi konten turisme. Secara paradoks, fenomena yang berkembang ini merupakan gangguan pada ekosistem pelancongan yang dapat dilihat sebagai potensi dalam spektrum pemasaran influencer dalam kajian pelancongan (Gretzel, 2018), misalnya keberadaan “selfie gaze tourist” (Sigala, 2018).

Untuk alasan itu, penting untuk memasukkan fenomena pertumbuhan TIK dan media, yang mana menggabungkan studi media, budaya pop, kearifan budaya lokal, dan perilaku perjalanan dengan revitalisasi warisan alam dan warisan buatan, misalnya Sungai Citarum.

Sungai Citarum, Pariwisata Air dan Pariwisata Olahraga

Sungai Citarum terletak di Jawa Barat, mengalir dari hulu di daerah Gunung wayang selatan kota Bandung mengalir ke utara dan bermuara di karawang.

Untuk mengemas Sungai Citarum, dan melekatkannya dengan kekinian, sisi suram dari profil Sungai Citarum dapat dikelola dengan konstruksi bersolek. Bersolek dalam hal ini bukan hanya melekatkan dengan pembentukan konstruksi kasat mata Sungai sebagai satu dari sumber perairan, misalnya membuat Sungai Citarum lebih bersih dan lebih layak untuk dibentuk sebagai medium pariwisata air dan pariwisata olahraga. 

Pendekatan konstruksi bersolek berfungsi bukan hanya mengemas konsep kekinian atas profil paradoks tetapi juga dapat merevitalisasi Sungai Citarum. Senadi dengan hal tersebut, revitalisasi Sungai Citarum dapat dilakukan dengan pendekatan media yang diinduksi, dan warisan budaya lokal sebagai pendukung konstruksi alur cerita untuk menghidupkan Sungai Citarum. Contohnya, mengembangkan situs-situs bersejarah yang membentuk lingkungan seperti “Rumah Perumusan Naskah Proklamasi Rengasdeklok”.

Bersolek

Bersolek merupakan strategi kekinian dengan mengadopsi konten turisme dan teori paradoks pencitraan. Hal ini dapat dilakukan dengan melekatkan warisan budaya dan kearifan lokal sebagai pendukung pengembangan kegiatan pelancongan di persekitaran lokasi yang dibangun.

Pelancongan yang diinduksi oleh media yang diusulkan untuk area persekitaran Sungai Citarum dapat ditafsirkan sebagai bentuk: (1) perluasan produk pendukung, misalnya pelancongan memorial untuk pengeksposan Sungai Citarum, misalnya melekatkan “Rumah Perumusan Naskah Proklamasi Rengasdeklok” dengan profil Sungai Citarum.

Dengan cara ini konstruksi  Pelancongan memorial ini juga dapat dikombnasikan dengan penawaran melancong yang memungkinkan wisatawan mengunjungi wisata budaya ; (2) Pengelibatan masyarakat, yaitu inisiatif yang diprakarsai masyarakat berbentuk festival, dikembangkan oleh penduduk setempat, khususnya berkisar pada aktivitas penduduk setempat. Hal ini ditujukan untuk menyoroti pengejaran pengalaman yang diwujudkan pada pencarian hal-hal kekinian dan budaya pop. 

Meskipun secara umum bersolek cenderung mahal dan memerlukan komitmen berbagai pihak, konstruksi alur cerita dan tata kelola pencitraan dari pelancongan yang diinduksi media akan dapat menghasilkan tahap konstruksi yang dipicu oleh para penggemar wisata air dan wisata olahraga dari aktivitas dari Sungai Citarum.

Pengembangan Sungai Citarum ini juga dapat menstimulasi perilaku komunitas online yang akan membangun pemasaran influencer dalam ekosistem pelancongan,  mengukuhkan wisatawan selfie-gaze. Dengan demikian, hal tersebut akan mempercepat positioning Sungai Citarum.

Penulis adalah Bintang Handayani, Ph.D, Dosen dan Peneliti Senior di President University.