Wisata Sembari Mencicipi Kuliner Sehat di Pasar Papringan, Temanggung

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 24 Mei 2018 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Sebuah destinasi unik dan instagramable yang terletak di Dusun Ngadiprono, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Tengah populer di kalangan para wisatawan dan pecinta kuliner, namanya yakni Pasar Papringan.

Menurut Fransisca Callista, Manajer Proyek Pasar Papringan, Temanggung yang bergerak di bidang lembaga sosial masyarakat dalam hal revitalisasi desa menjelaskan bahwa pembangunan Pasar Papringan ini dilatarbelakangi banyaknya masyarakat daerah setempat khususnya para pemuda yang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih layak.

"Berpindahnya warga desa ke kota adalah masalah utama, Kami di sini meningkatkan dan menciptakan upaya kreatif, bagimana warga setempat bisa tinggal dan berkarya di desa," katanya saat dalam acara diskusi Deputi Bidang Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dengan Forum Wartawan Pariwisata dan buka puasa bersama di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Rabu (23/5/2018).

Ia bercerita, dahulu Pasar Papringan ini adalah tempat yang rimbun karena banyak pohon bambu, tetapi sayang tempat ini dijadikan pembuangan sampah . Lalu, Ia berinisiatif untuk menyehatkan kembali desa Ngadiprono.

"Desa Ngadripono, dulu jadi tempat pembuangan sampah, ada kebun bambu yang ditinggalkan. Lalu, Kami menggarap kebun bambu menjadi Pasar Papringan. Tujuan kami memang untuk konservasi, lebih kemenyehatkan apa yang saat ini sedang sakit jadi, kita gausah bikin destinasi baru, tapi lebih kemenyehatkan kembali tempat tersebut," jelasnya.

Fransisca mengungkapkan bahwa kehadiran pasar ini berdampak positif bagi masyarakat. "Desa ini tuh keren, bisa membalik masalah menjadi potensi yang tadinya kebun bambu yang kotor, sekarang menjadi pasar di bawah kebun bambu. Pasar ini juga menginsipirasi dan menjadi pelopor pasar-pasar lainnya juga," cerita dia.

Tambah dia, yang menarik di Pasar Papringan, Kita mengadakan pelatihan kelingkungan, kebersihan serta mengedukasi para pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan atau meninggalkan sampah di area pasar. "Jadi, kita mau kasih lihat kalau pariwisata bisa juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa," imbuhnya.

Pasar Papringan ini dibuka setiap Minggu Wage dan Minggu Pon, atau dua kali selama 35 hari dan dibuka sejak pukul 06.00 hingga 12.00 siang. Jadwal buka ini pun berdasarkan filosofi penanggalan masyarakat Jawa.

 "Kalau mau datang, tetap harus bangun pagi. Di sini, makanannya sehat dan berkualitas baik, demi menjaga kualitas pedagang di sini 100 persen warga lokal," pungkasnya.

Karena pedagangnya 100 persen warga lokal, Ia menjelaskan di Pasar Papringan menjual berbagai  kuliner yang menyehatkan,  seperti  tidak pakai pewarna dan pemanis buatan, daging ayam yang digunakan pun ayam kampung, bukan ayam negeri.