Permintaan Energi Global Meningkat 30Persen Hingga 2035

Oleh : Herry Barus | Jumat, 27 Januari 2017 - 03:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Permintaan energi global diperkirakan bakal meningkat 30 persen pada tahun 2035, di mana sebagian besar dipengaruhi meningkatknya tingkat kemakmuran di sejumlah negara berkembang melalui penggunaan efisiensi energi.

"Tataran energi global sedang berubah. Kebutuhan energi beralih dari pusat-pusat energi tradisional ke pasar yang bertumbuh cepat. Bauran energi sedang bergerak, yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan kepedulian lingkungan," kata Chief Executive BP Group (perusahaan multinasional migas) Bob Dudley dalam siaran pers yang diterima Antara  di Jakarta, Kamis (26/1/2017)

Untuk itu, menurut Bob Dudley, pihak industri dinilai juga perlu beradaptasi untuk menyiasati tren kebutuhan energi yang berubah-ubah tersebut.

BP telah menerbitkan laporan "Energy Outlook" yang menyebutkan permintaan energi global meningkat 30 persen pada tahun 2015 hingga 2035, dengan peningkatan rata-rata 1,3 persen per tahun.

Namun demikian, peningkatan permintaan energi ini lebih rendah dibandingkan peningkatan 3,4 persen per tahun yang diharapkan dari acuan Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) dunia, yang disebabkan oleh tingkat perbaikan teknologi dan kepedulian lingkungan.

Peningkatan teknologi dan perhatian terhadap lingkungan juga menjadi penyebab kerap berubahnya permintaan sumber daya energi, namun minyak dan gas bumi, bersamaan dengan batubara tetap merupakan sumber energi utama hingga tahun 2035 mendatang Gas bumi berkembang lebih cepat dibandingkan minyak atau batubara karena pesatnya peningkatan LNG dipengaruhi oleh tren pasar gas bumi terintegrasi, terutama oleh harga gas bumi Amerika Serikat.

Sedangkan permintaan akan minyak diprediksi kian meningkat namun berjalan lambat, dan pemakaian batubara global bakal mencapai titik tertinggi pada dekade 2020.

Sementara sumber daya terbarukan tetap menjadi sumber energi yang tumbuh kian pesat, meningkat empat kali lipat dalam 20 tahun ke depan Energi terbarukan diproyeksikan menjadi sumber daya yang paling cepat pertumbuhannya, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7,6 persen per tahun, meningkat empat kali lipat seiring meningkatnya kompetisi antara bahan bakar solar dan angin.

China merupakan sumber terbesar peningkatan energi terbarukan dalam 20 tahun ke depan, lebih besar dibandingkan gabungan wilayah Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan bauran energi baru dan terbarukan baik di bidang listrik dan transportasi harus tetap mengutamakan harga yang terjangkau.

"Bauran energi harus tetap mengutamakan adanya kewajaran harga dan efisiensi misalnya listrik atau biofuel harganya masih bisa terjangkau," kata Menteri Jonan pada pembukaan seminar "Energi Roadmap 2017-2025" di Jakarta, Rabu (25/1).

Jonan mengatakan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) pada listrik dan transportasi sebesar 23 persen pada 2025 menjadi cita-cita pemerintah terutama setelah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi atau gas rumah kaca pada COP 21 di Paris 2015 silam.