Warga Satu Kampung Menjadi Pengrajin Kolang Kaling

Oleh : Herry Barus | Minggu, 20 Mei 2018 - 17:39 WIB

INDUSTRY.co.id - Cianjur- Warga satu kampung di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, menjadi pengrajin kolang kaling selama bulan puasa untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan Jabodetabek.

Bulan suci Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi sebagian besar warga Kampung Kedunghilir, Desa Sukanamah, Kecamatan Cugenang, yang lebih dikenal Kampung Curuluk atau kolang kaling.

Pasalnya setiap bulan puasa pesanan curuluk atau kolang kaling dari wilayah tersebut meningkat tajam. Satu orang pengusaha dapat memenuhi pesanan hingga 1 ton setiap pekan, untuk pasar lokal dan luar Cianjur.

"Mungkin sudah menjadi tradisi tahunan setiap masuk bulan puasa, hampir semua penduduk menjadi pengrajin kolang kaling musiman, untuk memenuhi pesanan dari berbagai pasar di Cianjur dan Jabodetabek," kata Asep Jaenudi, Minggu (20/5/2018) .

Untuk memenuhi pesanan tersebut, biasanya para pengrajin melibatkan anggota keluarganya atau warga lainnya dalam memproduksi bahan makanan yang terbuat dari buah aren tersebut.

"Bahkan tidak hanya orang tua, anak usia sekolah pun di kampung ini, setiap harinya turut membantu orang tuanya dalam pengolahan sampai pengemasan agar mendapat tambahan uang jajan," katanya.

Proses pembuatan pengrajin masih menggunakan alat sederhana, buah aren yang sudah dipetik dari pohon selanjutnya direbus hingga matang, setelah matang dikupas dan ditumbuk terlebih dahulu agar terlihat pipih dan teksturnya kenyal.

"Paling sedikit dalam seminggu kami bisa memproduksi dua hingga tiga kuintal kolang kaling. Kalau lagi ramai bisa mencapai 1 ton, harga kolang kaling saat ini Rp10.000 per kilogram," katanya.

Hal senada terucap dari Lilis (35) pengrajin lainnya mengatakan, masuknya bulan puasa mendatangkan rejeki untuk warga kampung yang mendapat tambahan pencarian dari menjual kolang kaling.

"Semuanya bekerja mengolah kolang kaling, mulai dari mencari bahan, menumbuk sampai proses penjualan. Bulan puasa menjadi berkah tersendiri bagi warga, ketika warga lain sibuk bekerja keluar kota, warga kami sebaliknya," kata Lili. (Ant)