AOKI: Industri Pulp/Kertas Indonesia Potensial Terbesar Dunia

Oleh : Ridwan | Sabtu, 05 Mei 2018 - 14:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Industri Pulp dan Kertas Indonesia memiliki potensi tumbuh pesat bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia, kata Ketua Umum Aasosiasi Pengusaha Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam.

"Berdasarkan kinerja ekspornya, industri kertas berhasil menduduki peringkat pertama dan industri pulp peringkat ketiga untuk ekspor produk kehutanan terbesar pada tahun 2011-2017," kata Aryan melalui keterangan resmi diterima Redaksi di Jakarta, Sabtu (5/5/2018)

Aryan mengatakan saat ini industri pulp Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia dan industri kertas menempati peringkat keenam dunia. Adapun di Asia Industri pulp Indonesia peringkat ketiga dan dan industri kertas Indonesia peringkat keempat setelah China, Jepang dan India.

Menurutnya, industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang mempunyai peranan penting bagi perekonomian Indonesia.

Kedua industri tersebut memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 0,71 persen dan devisa negara sebesar 5,7 miliar dolar AS pada 2017.

Devisa tersebut diperoleh dari kegiatan ekspor pulp sebesar 2,2 miliar dolar AS ke beberapa negara tujuan utama yaitu di antaranya China, Korea, India, Bangladesh dan Jepang serta ekspor kertas sebesar 3,6 miliar dolar AS ke negara Jepang, Amerika, Malaysia, Vietnam serta China.

Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto dalam suatu kesempatan kepada awak media mengatakan sektor ini diusulkan dapat fasilitas "tax holiday".

"Kami sudah mengirimkan surat ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinasi Perekonomian untuk memasukkan industri pulp and paper," kata Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah.

Diketahui, pemerintah memperluas daftar sektor penerima insentif pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) Badan berupa tax holiday. Ada 17 sektor yang bisa mengajukan tax holiday, mulai industri logam hulu, industri pemurnian, indutri petrokimia, industri farmasi sampai infrastruktur ekonomi.