Bank Mandiri Sarankan BI Naikkan Suku Bunga

Oleh : Herry Barus | Selasa, 24 April 2018 - 17:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Bank dengan aset terbesar, PT. Bank Mandiri Persero Tbk menyarankan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" dari level 4,25 persen agar mengurangi dampak tekanan ekonomi eksternal yang terus mengggerus nilai rupiah.

"Dalam waktu jangka menengah, BI perlu merespon dengan menaikkan suku bunga," kata Direktur Utama Bank Mandiri Katika Wirjoatmodjo di Jakarta, Selasa (24/4/2018)

Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan BI tidak perlu mengkhawatirkan bahwa perbankan akan menindaklanjuti kenaikan suku bunga acuan dengan turut mendongkrak suku bunga dana dan pinjaman.

Dia menjamin, suku bunga dana dan simpanan tidak akan serta merta naik, karena permintaan kredit masih lemah.

"Kami tidak akan semudah itu untuk menaikkan suku bunga di bank. Kita lihat kondisi secara lebih luas. Bahkan dalam untuk suku bunga dana dan simpanan masih bisa turun hingga kuartal II dan bahkan kuartal III," ujar Tiko.

Menurut dia, jika BI tidak menaikkan suku bunga acuan dalam jangka waktu menengah, arus modal keluar (capital outflow) dari pasar keuangan bisa semakin besar karena kepercayaan investor berkurang. Investor juga akan lebih tertarik pada imbal hasil obligasi pemerintah di negara-negara yang menaikkan suku bunganya seperti di Amerika Serikat, yakni Treasury Bill, ketimbang Indonesia.

"Kekhawatiran kami lebih ke kondisi pasar. Jika terkait kinerja bank, belum terpengaruh karena sebagian besar debitur sudah melakukan lindung nilai," ujar Tiko kepada awak media.

Tiko, yang juga Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) memprediksi BI akan melakukan intervensi pasar secara besar-besaran pada akhir kuartal II 2018 jika belum ada respon kebijakan suku bunga dalam beberapa Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang. Menurut dia, BI masih akan menstabilisasi kurs rupiah hingga di level Rp13.700-Rp13.800 per dolar AS.

Rupiah pada Selasa ini menunjukkan penguatan di pasar spot, setelah sepanjang Jumat (21/4) dan Senin (24/4) terdepresiasi hingga menyentuh level paling parah sepanjang tahun di kisaran Rp13.900.

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Selasa sore menguat sebesar 84 poin menjadi Rp13.878 dibandingkan posisi Selasa pagi.

Mengutip Kurs Jakarta Interbank Spot Dolar AS Refrence (Jisdor) yang diumumkan BI, pada Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.900 dolar AS, melemah dibanding Senin (23/4) yang sebesar Rp13.894 dolar AS.