BNI Perketat Kredit Valas Waspadai Resiko Kurs

Oleh : Dina Astria | Selasa, 24 April 2018 - 10:08 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mulai memperketat penyaluran kredit valuta asing bagi debitur untuk mencegah dampak dari selisih kurs yang bisa meningkatkan rasio kredit bermasalah.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Senin  (23/4/2018) mengatakan perseroan terus mencermati kecukupan liabilitas non-rupiah saat ini.

Perseroan juga hanya memberikan kredit valas kepada korporasi yang memperoleh pendapatan dalam bentuk valas, katanya. "Terhadap debitur yang revenuenya (pendapatan) rupiah kami berikan rupiah saja. Untuk yang revenuenya valas kami berikan valas," ujar Baiquni.

Direktur Treasuri dan Internasional BNI Rico Budidarmo mengatakan BNI juga tidak terlalu jor-joran memberikan kredit valas. Selain itu, BNI meminta debitur untuk mematuhi ketentuan lindung nilai (hedging) agar terhindar dari kerugian selisih kurs.

"Komposisi debitur valas dijaga 15-17 persen. 'Net open position' dari BNI kami coba jaga di bawah 2-3 persen dari biasanya 1-2 persen untuk menghindari BNI terekspos risiko kurs," ujar dia.

Bank Indonesia mengakui sentimen ekonomi global kembali menekan rupiah lebih dalam pada Senin ini, dibanding sepanjang pekan lalu.

Bank Sentral melihat Senin ini, dolar AS kembali menguat terhadap seluruh mata uang bukan hanya rupiah karena imbal hasil obligasi pemerintah AS, US treasury juga meningkat, yang memicu kembalinya modal asing ke instrumen keuangan di Negara Paman Sam.

"Artinya banyak pelaku pasar global mulai kembali antisipasi kemungkinan Fed Fund Rate itu akan naik lagi dalam waktu dekat. Tadinya ada kemungkinan tiga kali, tetapi juga kemungkinan lebih agresif hingga empat kali," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Rahmatullah kepada awak media.

Pada Senin ini, di pasar antarbank, rupiah melemah 80 poin menjadi Rp13.943 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.863 per dolar AS.

Kurs Refrensi Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Senin ini juga menunjukkan pelemahan. Mengutip Jisdor BI, dolar diperdagangkan di Rp13.894 per dolar AS, pada Senin ini, melemah 90 poin dibanding Jumat (20/4) yang sebesar Rp13.804.