Menperin: Industri 4.0 Merevitalisasi Sektor Manufaktur Lebih Produktif dan Inovatif

Oleh : Ridwan | Rabu, 18 April 2018 - 06:27 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Indonesia perlu melakukan revitalisasi industri manufaktur sesuai dengan perkembangan implementasi Industri 4.0 saat ini. 

Oleh karena itu, melalui peta jalan Making Indonesia 4.0, langkah strategis yang akan dilaksanakan bertujuan untuk mencapai target menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengakselerasi industri manufaktur nasional agar terus melakukan inovasi dan memperbaiki desain. Hal ini guna memacu produktivitas dan daya saing,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta (17/4/2018).

Selama ini industri manufaktur berperan penting sebagai sektor andalan dalam memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data BPS, sektor industri menyumbangkan kepada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dengan capaian 20,16 persen pada tahun 2017.

Menurut Menperin, kontribusi manufaktur Indonesia mampu menembus 30 persen apabila dihitung mulai dari proses pra-produksi, produksi dan pasca-produksi. 

“Paradigma industri manufaktur global, berdasarkan kesepakatan di World Economic Forum, proses produksi sebagai satu-kesatuan. Maka itu, kita sudah tidak bisa lagi melihat produksi hanya di pabrik saja,” tegasnya.

Menperin menyatakan, dalam 15 tahun ke depan bisa menjadi masa emas bagi Indonesia karena akan menikmati bonus demografi. Momentum ini merupakan jumlah angkatan kerja yang produktif lebih besar, dengan harapan dapat memacu kinerja ekonomi nasional. 

“Produktivitas industri dipengaruhi pula dari output tenaga kerja,” ujarnya.

Kemudian, revitalisasi industri juga perlu dilakukan pada skala industri kecil dan menengah (IKM). Upaya yang telah dilakanakan oleh Kemenperin adalah mendorong pelaku IKM nasional dapat memanfaatkan teknologi digital agar mereka mampu menangkap peluang dalam implementasi Industri 4.0.

“Kami telah menyiapkan fasilitasnya melalui e-Smart IKM. Tujuannya antara lain supaya mereka mudah mendapatkan bahan baku dan memperluas pasarnya terutama untuk ekspor,” jelas Airlangga. 

IKM pun dapat memanfaatkan fasilitas pusat inovasi yang dibangun oleh Kemenperin, seperti Bandung Techno Parrk dan Bali Creative Industry Center (BCIC).

Bahkan, Kemenperin juga mendorong penciptaan wirausaha industri baru dengan melibatkan kalangan pesantren sekaligus menyiapkan mereka untuk menyongsong era revolusi industri keempat. 

“Program yang digulirkan itu dinamakan Santripreneur, di mana nantinya para santri di seluruh Indonesia akan dilibatkan dalam pelatihan industri berbasis ekonomi digital, seperti animasi dan multimedia,” tuturnya.