Ini Dia Fokus Investasi Tiongkok di Indonesia

Oleh : Ahmad Fadli | Rabu, 18 Januari 2017 - 23:13 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Perusahaan-perusahaan asal Tiongkok akan terus fokus berinvestasi di sektor pertambangan, selain sektor potensial lain di Indonesia seperti infrastruktur, telekomunikasi, real estate, e-commerce, dan moneter.

"Target investasi nomor satu kami adalah pertambangan karena kebutuhan terhadap barang-barang 'stainless steel' (baja tahan karat) sangat dibutuhkan di pasar China sementara Indonesia sangat kaya sumber feronikel," kata Wakil Ketua sekaligus Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri China di Indonesia Liu Cheng dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, (18/1/2017)

Liu menuturkan saat ini terdapat 30 perusahaanTiongkok yang berinvestasi di usaha pengolahan feronikel yang merupakan bahan baku produksi baja nirkarat, di Indonesia.

Investasi perusahaanTiongkok di sektor ini bernilai lebih dari 6 miliar dolar AS dengan rencana kapasitas pengolahan feronikel lebih dari tiga juta ton.

"Saat ini nilai investasi sebesar 3 miliar dolar AS telah terlaksana, dan jika seluruh investasi diwujudkan maka Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor materi feronikel terbesar dan diyakini akan meningkatkan daya saing di internasional juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja," kata Liu, seperti dikutip Antara.

Sementara di bidang infrastruktur, investor Tiongkok akan beralih dari proyek yang menggunakan konstruksi tradisional ke proyek-proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC).

Tiongkok telah berkontribusi dalam pembangunan jembatan Suramadu yang sangat menguntungkan transportasi masyarakat serta logistik barang dan jasa antara Pulau Jawa dan Pulau Madura.

Tiongkok juga membantu membangun Bendungan Jatigede yang menjadi waduk terbesar kedua di Indonesia dan dapat mengaliri 90 ribu hektare lahan pertanian di Sumedang, Jawa Barat.

Dengan realisasi investasi mencapai 1,598 miliar dolar AS per Oktober 2016, Tiongkok telah menjadi negara sumber investasi terbesar ketiga bagi Indonesia setelah Singapura dan Jepang, dan tetap menduduki peringkat pertama sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.