Pengadaan Alutsista Harus Terencana dan Transparan

Oleh : Herry Barus | Rabu, 18 Januari 2017 - 17:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku sudah memiliki program yang akan dilaksanakannya seusai dirinya dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/1). Program tersebut mulai dari perencanaan yang transparan sampai dengan pengadaan barang atau alat utama sistem persenjataan (alutsista).

“Dengan demikian, maka seluruh kekuatan udara bisa melaksanakan terbang dengan aman sehingga kita terhindar dari accident atau kecelakaan pesawat terbang. Itu yang benar-benar akan saya awasi dan saya akan turun ke bawah,” tegas Hadi kepada wartawan usai dilantik sebagai KSAU oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut KSAU, pihaknya sedang melakukan evaluasi terhadap banyaknya peristiwa kecelakaan pesawat udara, yang nanti hasilnya akan menjadi koreksi agar tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Ia mengingatkan, faktor manajemen sangat penting, karena kalau memiliki manajemen yang baik maka niscaya kecelakaan pesawat itu bisa kita hindari.

Saat disinggung mengenai pesan Presiden Jokowi, KSAU mengaku tidak ada pesan khusus. “Saya hanya foto biasa saja tadi dengan Presiden dan menerima ucapan selamat (usai pelantikan, Hadi menemui presiden untuk foto bersama),” jelas Hadi seperti dikutip Humas Setkab.

Peremajaan Pesawat

Disinggung mengenai peremajaan pesawat TNI AU, KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, sesuai dengan Renstra (Rencana Strategi), sampai dengan 2024 akan ada satu peremajaan pesawat, yaitu pesawat F-5, pengganti pesawat F-5 yang lama.  “Karena pesawat F-5 ini kan hampir 1 tahun sudah tidak terbang lagi. Jadi penggantinya itu direncanakan apa itu masih dalam perencanaan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Hadi, akan ada penambahan radar. Ia menjelaskan, jumlah radar yang dimiliki TNI AU untuk pertahanan udara seluruh Indonesia itu hanya 20. Karena itu, sampai dengan Renstra ketiga akan ada penambahan sebanyak 12 sehingga total 32. Dengan demikian, diharapkan tidak ada bolong-bolong lagi apabila ada pesawat yang melanggar.

Menurut Hadi, penambahan radar dilakukan di Nusa Tenggara, kemudian Pontianak, dan Jayapura. Kemudian di bagian Sumatera. “Tentunya adalah daerah-daerah  yang masih bolong, yang masih belum bisa ter-cover radar itu akan ditempatkan radar. Jadi itu perencanaan sampai dengan 2024 ini, mudah-mudahan 32 radar sudah terpasang,” papar Hadi.

Adapun terkait hibah pesawat luar negeri, KSAU menjelaskan, saat ini sedang berjalan, dan untuk pesawat F-16 dari 24 sudah datang 14, kurang 10. Kemudian Hercules juga sudah berdatangan. “Hercules semuanya baik untuk melaksanakan terbang dan semuanya dioperasionalkan oleh skuadron angkatan udara 32 di Malang,” terang Hadi.

Sementara untuk Sukhoi, menurut Hadi, masih dalam perencanaan. Ia menjelaskan ada rencana pengadaan 35 Sukkhoi, namun hal itu sampai saat ini masih dalam perencanaan di Kemenhan.

KSAU menjelaskan, untuk pengadaan alutsista semuanya kewenangan dari Kementerian Pertahanan. TNI Angkatan Udara hanya sebagai pembina, dan juga akan memberikan spek-nya. Sedangkan kontrak akan dilakukan oleh Mabes TNI, dan proses pembeliannya adalah dari Kementerian Pertahanan.

“Tentunya, kita akan terus koordinasi melekat, terutama adalah pada spek yang kita inginkan. Kita tidak melihat merk, kalau spek-nya memang tidak sesuai akan kita sampaikan,” tegas Hadi.


Dalam kesempatan itu KSAU Hadi Tjahjanto juga menanggapi penilaian sejumlah pihak yang menyebut karirnya melesat.  Hadi menegaskan, dirinya adalah seorang tentara yang memiliki sumpah prajurit dalam Sapta Marga. Sedangkan  pembinaan karir itu tentunya adalah dari pimpinan.

“Mau jadi apa selanjutnya itu adalah urusan pimpinan, sehingga saya hanya bisa melaksanakan dan menolakpun saya tidak bisa. Jadi, hanya satu, bahwa siap melaksanakan perintah atasan,” pungkas Hadi. (Hrb)