Target Swasembada Bawang Putih Sulit Terwujud

Oleh : Dina Astria | Jumat, 23 Maret 2018 - 12:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya, - Ketua Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Fieko Nyoto Setiadi mengatakan target swasembada bawang putih yang dicanangkan pemerintah pada 2019 akan sulit terwujud karena banyak permasalahan di lapangan terkait komoditas tersebut.

"Bukannya kami tidak mendukung swasembada bawang putih tercapai, tapi untuk merealisasikannya sulit, salah satu kendala adalah kewajiban tanam bawang putih sebesar 5 persen dari rencana volume impor, ditambah banyak kendala di lapangan, misalnya soal bibit dan lainnya," kata Fiekom, dalam dialog interaktif tentang importir bawang putih, di Surabaya, Kamis (22/3/2018)

Ia mengaku, keinginan pemerintah untuk menggenjot produksi bawang putih melalui kewajiban tanam bawang putih bagi importir sebesar 5 persen dinilai cukup memberatkan, karena realisasi tanam bawang putih dari program tersebut masih sangat kecil.

"Selama ini, importir telah berupaya untuk memenuhi persyaratan tanam bawang putih minimal 5 persen dari volume impor agar mendapatkan izin Rencana Impor Produk Hortikultura (RIPH). Tapi di lapangan, mereka mengalami banyak kesulitan. Banyak sektor yang dirasa tidak siap karena terkesan dipaksakan," katanya pula.

Fieko mengaku, kewajiban untuk mendukung swasembada bawang putih bukan dengan mewajibkan tanam bawang putih, tetapi dengan mewajibkan importir memberikan sejumlah dana untuk program perluasan lahan bawang putih.

Kemudian, pelaksananya bisa dari Dinas Pertanian yang akan disalurkan kepada petani, agar tidak ada penyelewengan, dan perlu dilibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan.

"Jangan kemudian kami diminta tanam sendiri, mencari sendiri, berjalan ke gunung sendiri, mengingat kami juga tidak paham tentang pertanian," katanya lagi.

Selain itu, untuk percepatan target swasembada bawang putih oleh pemerintah dari tahun 2020 menjadi tahun 2019 dinilai sangat tidak masuk akal, karena saat ini kebutuhan bawang putih di dalam negeri masih tergantung pada pasokan bawang putih impor.

Kepala Seksi Sayur dan Tanaman Obat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Indrawati yang hadir dalam dialog itu mengatakan produksi bawang putih dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 1,4 persen dari total kebutuhan bawang putih masyarakat Jatim yang mencapai 55 ribu ton per tahun.

"Saat ini, produksi bawang putih di Jatim hanya sebesar 761 ton atau hanya sekitar 1,4 persen dari total kebutuhan yang mencapai 55 ribu ton. Masih ada kekurangan sekitar 54.349 ton dan harus dipenuhi dari impor," katanya seperti dilansir Antara.

Namun, ia optimistis bisa mencapai target swasembada dengan upaya perluasan lahan tanam bawang putih, dari 123 hektare tahun 2017 menjadi 794 hektare pada 2018 dengan perkiraan produksi sekitar 4.901 ton per tahun.

"Kami juga optimistis pada tahun 2019 lahan tanam bawang putih di Jatim bakal mencapai 10 ribu hektare, dan didukung dengan beberapa daerah sentra bawang putih seperti Malang, Probolinggo, Magetan, Mojokerto, Lumajang dan Batu, ditambah Banyuwangi dari lahan Perhutani," katanya pula.