Masa Depan Properti di Jakarta Masih Panjang

Oleh : Ahmad Fadli | Sabtu, 17 Maret 2018 - 08:00 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Sejumlah investor dari beberapa negara Asia seperti Jepang, RRT, Hong Kong, dan Singapura, tetap menunjukkan minat yang tinggi dalam berinvestasi di sektor properti Jakarta.

Ketertarikan semakin kuat lantaran perekonomian Jakarta dalam 12 tahun mendatang, diperkirakan bakal menyaingi Singapura, Bangkok, bahkan Hong Kong. Demikian tercantum dalam laporan Oxford Economics Global Cities 2030.

Pada 2030, angka perekonomian Jakarta diyakini bisa tumbuh mencapai USD354 miliar, yang membuatnya berada di posisi kedua setelah Tokyo dengan GDP sebesar USD372 miliar. Menariknya, Jakarta juga akan mampu menyaingi Singapura yang menempati posisi keempat (USD213 miliar).

Tidak hanya itu, Jakarta kian prospektif dan menjadi kota dengan jumlah konsumen terbesar pada 2030 berdasarkan pendapatan rumah tangga kelas atas. Posisinya akan berada di urutan ke-22, di mana pada tahun 2013 menduduki posisi ke-119.

Faktor perekonomian yang diproyeksikan melonjak tajam menjadi salah satu alasan terbesar pengembang asing khususnya Asia melebarkan sayap ke Kota Metropolitan.

Sebut saja diantaranya Tokyu Land, Keppel Land, China Construction Communication Group (CCCG), Wuzhou Investment Group, dan menyusul Ruby Group Singapore.

Optimistis Menyerap Pasar

Di satu sisi, meski kondisi pasar properti Jakarta masih dalam tahap recovery dan bersiap ikut menghadapi tahun politik, pengembang asing mengaku tetap optimistis mampu menggaet pangsa pasar utamanya di segmen menengah-atas.

Menurut Faizal Abdullah, Executive Director PT. Alam Makmur Property selaku pengembang Cluny Residence yang berlokasi di Jakarta Barat, property market yang unik dibarengi dengan tingkat kebutuhan hunian yang masih tinggi menjadikan Ibukota memang layak untuk dibidik.

Apalagi bila melihat jumlah properti yang ada dibandingkan dengan jumlah keluarga, DKI Jakarta tercatat kekurangan 302.319 unit hunian. Menurut data SUSENAS dua tahun lalu, saat ini hanya setengah penduduk Jakarta (51%) ini yang punya properti sendiri (rumah/hunian vertikal).

“Jakarta menjadi target pasar yang sangat besar mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya. Untuk itu, penyediaan hunian dalam konsep vertikal punya urgensi yang sangat tinggi. Mengapa harus vertikal, sebab ketersediaan lahan saat ini tidak memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk landed house,” katanya.

Masyarakat Jakarta, sambung Faizal, juga dinilai membutuhkan hunian yang strategis, nyaman, aman dan berkualitas. Tak heran proyek-proyek hunian yang dikembangkan developer asing sudah dipercaya karena memiliki standar yang relatif lebih tinggi.

Misalnya di Cluny Residence, apartemen eksklusif besutan pengembang asal Singapura tersebut sangat memerhatikan detail di masing-masing unitnya. Bahan bangunan berkualitas dan desain hunian yang berkelas, selalu menjadi fokus utama pengembang.

“Kenyamanan adalah unsur utama yang harus konsumen dapatkan. Maka dari itu, mulai dari pintu masuk ke unit apartemen hingga ke ruang servis sekalipun, kami sebagai pengembang berusaha mengedepankan suasana yang cozy bagi sebuah hunian keluarga,” ia mengakhiri.