Utang Luar Negeri Indonesia Naik 10,3 Persen

Oleh : Herry Barus | Jumat, 16 Maret 2018 - 07:51 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari 2018 mencapai 357,5 miliar dolar AS atau naik 10,3 persen (tahun ke tahun/yoy), yang terdiri dari utang sektor pemerintah dan bank sentral sebesar 183,4 miliar dolar AS, serta utang swasta sebesar 174,2 miliar dolar AS.

Direktur Departemen Statistik BI, Tutuk S.H. Cahyono di Jakarta, Kamis (15/4/2018)  menjelaskan ULN Indonesia per akhir Januari 2018 yang mengalami pertumbuhan hingga 10,3 persen (yoy) tersebut didorong mulai menggeliatnya penarikan utang swasta, terutama di sektor keuangan dan industri yang juga banyak digunakan untuk membiayai infrastruktur.

"Pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir Januari 2018 bersumber dari pertumbuhan ULN sektor swasta sebesar 6,8 persen (yoy) dan ULN sektor pemerintah dan bank sentral sebesar 13,7 persen (yoy)," ujarnya.

Berdasarkan jangka waktu asal, kata dia, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang dengan pangsa 85,9 persen dari total ULN. Secara tahunan, pertumbuhan posisi ULN jangka panjang meningkat dari 8,9 persen (yoy) pada Desember 2017 menjadi sembilan persen (yoy) di Januari 2018.

"Sementara pertumbuhan ULN jangka pendek melambat dari 19,8 persen menjadi 18,3 persen (yoy)," ucapnya.

Struktur ULN sektor pemerintah dan bank sentral juga diklaim Tutuk tetap sehat, tercermin pada jangka waktu yang didominasi ULN jangka panjang (98,1 persen dari total).

Kenaikan posisi ULN sektor pemerintah dan bank sentral dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,8 miliar dolar AS didorong oleh kenaikan ULN jangka panjang 1,8 miliar dolar AS.

Berdasarkan instrumennya, kenaikan tersebut didorong oleh aliran dana asing yang diserap Surat Berharga Negara dan peningkatan pinjaman (loan). Pinjaman (loan) luar negeri sektor pemerintah didominasi oleh pinjaman proyek yang posisinya naik sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Sedangkan posisi ULN sektor swasta pada Januari 2018 tercatat sebesar 174,2 miliar dolar AS, atau meningkat dari posisi Desember 2017 yang sebesar 172,3 miliar dolar AS, didorong oleh peningkatan posisi ULN jangka panjang dan jangka pendek. Secara tahunan, posisi ULN swasta di Januari 2018 tumbuh 6,8 persen (yoy), meningkat dari 6,5 persen (yoy) pada Desember 2017.

"Peningkatan ini didorong oleh peningkatan pertumbuhan ULN jangka panjang menjadi 3,9 persen (yoy), sementara pertumbuhan ULN jangka pendek melambat menjadi 15,8 persen (yoy)," ujarnya.

Sementara itu, dibandingkan Desember 2017, instrumen ULN swasta yang meningkat cukup signifikan adalah pinjaman sebesar 1,1 persen, diikuti oleh C&Ds. Sementara, ULN dalam bentuk utang dagang dan surat utang melambat. (Ant)