Model Pengembangan Perkebunan Sawit Sebaiknya Diubah

Oleh : Hariyanto | Kamis, 15 Maret 2018 - 15:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Direktur Institut Agroekologi Indonesia (Inagri) Syahroni mengatakan model pengembangan areal perkebunan sawit melalui skema plasma dan mandiri diusulkan untuk diubah dan diganti dengan model pengelolaan yang lebih tepat agar petani tidak terkena jebakan yang merugikan.

Syahroni di Jakarta, Rabu (14/3/2018) mengusulkan perubahan skema manajemen perkebunan sawit melalui koperasi yang kuat untuk menghadapi pasar bebas dan tekanan investasi.

"Model 'cooperative farming' (koperasi tani) adalah pilihan yang paling tepat," kata Syahroni.

Ia mencontohkan, saat ini banyak kebun sawit terutama di Sumatera telah melewati masa produktif sehingga harus diremajakan dengan penanaman kembali (replanting).

"Tapi replanting jangan dimaknai sebatas penanaman, ini harus diikuti peningkatan kapasitas petani untuk melakukan budidaya ramah lingkungan," kata Syahroni.

Ia menambahkan, replanting juga harus diikuti perubahan skema manajemen yang lebih baik.

"Ini dapat terwujud bila ada pengorganisasian dan penguatan kelompok petani," kata Syahroni.

Kelompok tani itulah yang kemudian menjadi cikal bakal koperasi.

Pada akhirnya koperasi pun harus mampu membuat Pabrik Kelapa Sawit mandiri sehingga terbebas dari intervensi rente distribusi Tandan Buah Segar (TBS).

Sementara persoalan yang juga harus diselesaikan adalah kedudukan kepemilikan atas lahan kaplingan sawit.

"Sebab fakta di lapangan banyak terjadi jual beli kapling dan pergantian pemilik lahan dibawah tangan karena lahan dianggap sebagai objek komoditas," katanya seperti dlansir Antara.

Pihaknya berharap pemerintah memberikan perhatian lebih untuk persoalan tersebut sehingga petani sawit tidak terus-menerus berada di pihak yang paling dirugikan.