Kemenperin Harap Pergelaran IFEX Mampu Dongkrak Ekspor Furnitur Indonesia

Oleh : Ridwan | Sabtu, 10 Maret 2018 - 12:30 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta, Sebagai Negara pengekspor furniture ke-5 di dunia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong industri kecil menengah mebel dan kerajinan lokal untuk meningkatkan promosi dan pasar di market global.

Sampai dengan November 2017, diketahui ekspor industri furniture dalam negeri telah mencapai angka US$ 1,2 Miliar dengan lima negara tujuan ekspor Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris dan Jerman.

Kali ini Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) berpartisipasi dalam pameran Indonesia International Furniture Expo 2018.

"Dalam rangka meningkatkan promosi produk IKM furniture Indonesia ke market potensial sehingga pasar produk furniture Indonesia mendapatkan kesempatan untuk melakukan ekspor lebih besar," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih di Jakarta (9/3/2018).

Pameran IFEX 2018 merupakan pameran furniture internasional yang diadakan setiap tahun. Pada tahun 2017, pameran IFEX dikunjungi 11.225 buyer, lebih dari 5000 perusahaan dengan menempati luas total area 60.000 sqm.

"Kami ingin membuktikan produk-produk mebel dan kerajinan industri kecil dan menengah memiliki kualitas yang baik. Terutama produk-produk yang memang sudah pantas dan layak dipromosikan ke Internasional," tambahnya.

Kemenperin memfasilitasi pameran berupa booth seluas 384 m2 untuk 3 koperasi yaitu Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya (KIMKAS), Koperasi Industri Mebel dan Kerajinan Jepara (KIDJAR) dan Masyarakat Kerajinan dan Mebel Mataram (MAKAREMA), dimana masing-masing koperasi akan mendapatkan luas lahan seluas 120 meter persegi dan luas lounge 24 meter persegi.

Sementara itu, DirekturIKM Pangan Barang dari Kayu dan Furnitur atauPBKFKementerian Perindustrian Sudarto mengatakan produk yang ditampilkan dalam pameran ini merupakan produk pilihan, produk baru dan produk yang diproduksi oleh berbagai kelompok dari anggota tersebut.

"Ketiga komunitas ini merupak kerjasama yang baik antara industri kecil maupun mikro, serta hasil karya desain-desain produknya itu bisa dipasarkan desain yang marketable," jelas Sudarto

Lebih lanjut, Sudarto menjelaskan bahwa Ditjen IKM mempunyaia konsep pembinaan melalui pembinaan 3N yaitu New Desain, New Product, dan New Market.

"Inilah yang sebetulnya merupakan suatu bentuk kerjasama untuk menghasilkan produk yang marketable. Jadi diharapkan para IKM tersebut akan terus mendapatkan buyer yang baru dengan produk yang bisa dikerjakan oleh anggota kelompok tersebut," katanya.

Kedepannya, lanjut Sudarto, pembinaan komunitas itu akan dikembangkan, seperti di Semarang, Jawa Timur, kemudian di Jawa Barat dan di Cirebon untuk rotan.

"Dengan adanya komunitas ini kita akan memperoleh suatu jawaban, masalah-masalah yang dihadapi oleh industri, seperti masalah bahan baku nanti kita akan mengembangkan material center, kemudian masalah new desainproduk yang baru, menembus pasar baru," tuturnya.