Tangkis Serangan Baja Impor, Menperin Siapkan Safeguard

Oleh : Ridwan | Kamis, 08 Maret 2018 - 10:08 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta, Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif bea masuk baja sebesar 25 persen membuat banyak negara menduga China sebagai pengekspor baja terbesar akan mengalihkan produknya ke pasar lain salah satunya Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, kebijakan proteksionisme AS itu akan turut berdampak kepada pasar besi baja dalam negeri.

"Dampaknya tentu produk yang biasa masuk ke Amerika akan mencari pasar baru. Salah satunya dari China, yang melihat Indonesia sebagai pasar baru. Indonesia sendiri harus mempersiapkan, salah satunya (lewat) safeguard, ujar Airlangga di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta (7/3/2018).

Ketika ditanya mengenai kesiapan safeguard itu, ia mengatakan, Kementerian Perindustrian telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk melakukan monitoring impor baja.

"Hal itu dilakukan agar industri dalam negeri tidak terganggu ke depannya," terangnya.

Seperti diketahui, Indonesia sendiri selama ini cukup dikenal sebagai negara pengimpor baja dalam jumlah yang cukup besar. Airlangga menegaskan, jangan sampai aktivitas impor tersebut dilakukan di luar batas sehingga mematikan industri nasional atau dumping. Oleh karena itu, langkah kebijakan anti-dumping seperti safeguard itu penting.

Dia pun menyebutkan, Indonesia tidak akan mengikuti jejak Negeri Paman Sam yang menaikkan tarif masuk baja ke dalam negeri, karena sudah terikat kontrak perdagangan bebas (free trade) dengan negara lain.

"Kita sudah tanda tangan berbagai macam free trade, seperti dengan Jepang IDPA, China IFPA. Jadi mekanismenya tinggal safeguard," kata Menperin.

Lebih lanjut, ia menuturkan, saat ini pemerintah masih menunggu penerapan kebijakan itu, sambil menyiapkan berbagai kemungkinan dalam menghadapi "perang dagang" tersebut.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan potensi terjadinya perang dagang apabila pemerintah AS jadi menerapkan tarif pada impor baja dan alumunium.

Saat ini, ia mengatakan seluruh dunia sedang menantikan kepastian dari rencana yang juga berpotensi membuat negara-negara yang selama ini mempunyai hubungan dagang saling membalas dari sisi tarif.

"Kami lihat saja dulu, dinamika mengenai kebijakan itu sedang diperdebatkan antara Presiden Trump dengan kongres dan senat," ucapnya.