Kunjungan Shinzo Abe Meningkatnya Investasi Jepang di Indonesia

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 14 Januari 2017 - 03:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menilai Jepang merupakan investor kedua terbesar yang banyak berinvestasi di sektor infrastruktur.

"Seperti pembangkit listrik, MRT, Jakarta pun juga didanai oleh investasi dari Jepang. Jadi, memang dari perspektif, investasi Jepang ini satu nasabah kita yang sangat penting," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (13/1/2017).

Tom, sapaan akrab Thomas, menyampaikan hal tersebut menyusul rencana Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo akhir pekan ini.

Pertemuan kedua kepala negara akan membahas hubungan bilateral kedua negara yang diharapkan berdampak positif terhadap semakin banyaknya investasi dari Jepang ke Indonesia.

Tom menilai bahwa kondisi investasi dua negara berjalan sangat baik. Negeri sakura, ditegaskannya, merupakan satu mitra bilateral yang sangat penting bagi Indonesia.

"Saya kira suatu perkembangan baik bagi kita Perdana Menteri Jepang akan berkunjung. Saya juga berkunjung ke Jepang kira-kira lima minggu yang lalu dan berdialog dengan Kadin Jepang, bertemu dengan banyak investor. Saya kira sangat terasa hubungan cukup serasi, cukup akrab tentunya, Jepang sudah menjadi investor puluhan tahun, sekali lagi menjadi investor kedua atau ketiga di Indonesia," lanjutnya seperti dikutip Antara.

Terlebih, ia juga mencatat ada beberapa proyek infrastruktur pada 2016 seperti proyek ketenagalistrikan yang dimenangkan oleh konsorsium Jepang-Indonesia dan tol laut Surabaya-Sorong saat ini sudah berjalan.

Menurut Tom, pada 2017, investor Jepang juga mulai merambah untuk berinvestasi di bidang real estat dan properti.

"Sudah ada wacana untuk kereta api kecepatan medium dari Jakarta ke Surabaya, dan kelihatannya Jepang cukup tertarik. Selain itu ada pelabuhan Patimban di wilayah timur Jakarta, dekat dengan kluster otomotif. Semua perusahaan mobil motor Jepang ada di sana semua. Jadi, kalau ada pelabuhan raksasa di sana, akan membuat ekspor otomotif kita lebih efisien. Dan Pelabuhan Patimban itu juga didanai oleh investasi dari Jepang," jelasnya.

Sementara itu, Pejabat Promosi Investasi Kantor Perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menjelaskan bahwa salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang properti telah mengandeng mitra lokal di Indonesia untuk merealisasikan investasinya melalui pembangunan perumahan di seluruh Indonesia.

Program pembangunan residensial sederhana dengan harga terjangkau akan ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah sehingga diharapkan sejalan dengan salah satu program pemerintah untuk membangun satu juta rumah.

Menurut Saribua, investor Jepang yang akan masuk ke bidang real estat dan properti itu memiliki target pasar yang berbeda-beda.

"Ada yang menargetkan membangun properti khusus untuk ekspatriat dan menengah ke atas, ada juga yang menargetkan untuk para pekerja di dalam kawasan industri. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan kantor BKPM di Jakarta untuk memfasilitasi salah satu grup besar Jepang yang telah memiiliki perjanjian kerja sama dengan perusahaan perumahan Indonesia," katanya.

Selain membahas investasi di sektor manufaktur, pertemuan dengan PM Abe juga akan membahas investasi di sektor prioritas pemerintah lainnya.

Dalam  kunjungan tersebut, pemerintah Jepang akan mengikutsertakan perusahaan-perusahaan Jepang yang akan berinvestasi ke Indonesia.

Berdasarkan data realisasi investasi BKPM triwulan ketiga 2016, Jepang merupakan negara kedua terbesar yang menanamkan modalnya di Indonesia total 1,6 miliar dolar AS dengan total 425 proyek.

Nilai tersebut naik signifikan dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 917,27 juta dolar AS dengan total 399 proyek.

Sedangkan secara kumulatif Januari-September 2016 total realisasi investasi dari Jepang tercatat mencapai 4,4 miliar dolar AS. (Hrb)