Kampanye Pilkada di Sulsel Disarankan Jauhi Berita Bohong dan SARA

Oleh : Herry Barus | Senin, 19 Februari 2018 - 12:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Makassar-Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo mengimbau agar Kampanye Pilkada digelar tanpa "hoax," isu suku agama dan ras (SARA) dan tanpa politik uang.

"Mari kampanye pilkada tanpa hoax, SARA, dan politik uang, semua sesuai dengan simbol adat budaya kita, sipakatau, sipakalebbi, pacce dan siri, terjaga dengan baik," kata Syahrul di sela-sela pelaksanaan Deklarasi Pilkada Damai, di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Minggu (18/2/2018)

Sipakatau, sipakalebbi, pacce dan siri merupakan filosofi Bugis-Makassar yang berarti sifat yang tidak membeda-bedakan, saling mengingatkan, saling menghargai, memiliki harga diri dan menjaga kehormatan.

Masyarakat Sulsel, kata Syahrul, bisa dinamis, dan berkompetisi secara tajam, tetapi tetapi tetap menjaga nilai dan norma-norma sosial.

Ia menyampaikan, sebagai gubernur, dan mewakili masyarakat Sulsel, pihaknya menyambut baik deklarasi pilkada damai yang dipusatkan di Makassar.

Sejauh ini, kata dia, dalam setiap proses demokrasi yang dilewati selama pilkada, Sulsel selalu menjadi daerah yang masuk zona merah, tapi mampu dijalani dengan damai.

"Saya yakin, kali inipun akan berjalan damai, tentram, lancar dan teratur. Dan kita semua terbiasa patuh pada aturan," kata Syahrul seperti dilansir Antara.


Sementara Ketua KPU RI Arief Budiman, mengatakan, pihaknya menginginkan Sulsel bisa menjadi contoh terlaksananya pilkada yang damai, dan menginspirasi bagi 171 daerah lainnya yang melaksanakan pilkada di Indonesia.

"Sulsel tentu menjadi salah satu ukuran, barometer apakah pilkada bisa aman dan damai," kata Arief.

Arief berpesan, penyelenggara pemilu harus membuka luas akses publik untuk mengetahui tahapan pemilu. Sedangkan bagi peserta pemilu, juga harus transparan terhadap seluruh program dan visi misinya.

"Kami melihat Makassar sebagai tempat yang strategis untuk bisa menjadi salah satu corong menyebarkan pilkada yang damai," ujarnya.

Menurutnya, Makassar merupakan salah satu daerah yang jumlah dan karakteristik pemilihnya agak-agak sensitif. Jadi, perlu diingatkan, bagi penyelenggara pemilu harus hati-hati, begitupun dengan peserta pemilu dan pemilih.

"Mudah-mudahan apa yang disuarakan dari Makassar memberi pengaruh ke daerah lain agar pemilu bisa damai," harapnya.