Jadi Andalan Penggerak Ekonomi, Menperin Airlangga Beberkan Keunggulan Industri Manufaktur

Oleh : Ridwan | Kamis, 08 Februari 2018 - 17:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Industri manufaktur dianggap sebagai pendongkrak pertumbuhan ekononi nasional. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong industri manufaktur agar pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berlari.

Tidak hanya Indonesia, negara-negara Asia lainnya seperti Filiphina dan Vietnam masih mengandalkan sektor perdagangan dan industri manufaktur sebagai tumpuan pertumbuhan ekonomi mereka.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas adalah sebesar 5,14 persen pada kuartal IV tahun 2017. Pada tahun 2017, nilai ekspor industri pengolahan sebesar USD125 miliar. Angka tersebut memberikan kontribusi tertinggi hingga 76 persen, dari total nilai ekspor Indonesia yang mencapai USD168,73 miliar.

Adapun subsektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal IV/2017, yaitu industri makanan dan minuman sebesar 13,76 persen, industri mesin dan perlengkapan 9,51 persen, industri logam dasar 7,05 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi 6,39 persen.

"Industri manufaktur jauh lebih tinggi jika dibandingkan negara ASEAN lainnya. Manufaktur RI saat ini berada di posisi 9 dunia," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui awak media dalam cara Soft Lounching CNBC Indonesia di Raffles Hotel, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Lebih lanjut Airlangga menuturkan, kedepan potensi ekspor industri manufaktur masih terbuka lebar, karena ada 50 pabrik Indonesia yang beroperasi di Vietnam dan Thailand. Airlangga mengingkan peluang MEA akan meningkatkan peluang ekspor.

Salah satunya, dengan memanfaatkan pabrik-pabrik tersebut untuk mendekat dengan konsumen luar negeri. Pada akhirnya, upaya itu dapat menghasilkan efisiensi dan memperluas pasar ekspor.

"Misal pabrik Semen Indonesia beroperasi di Vietnam memang untuk ekspor barang yang harus dekat konsumen, dan tidak visible lagi diekspor dengan kapal. Maka dia harus ekspansi corporate action disitu," jelas dia.

Di samping itu, untuk meningkatkan ekspor industri manufaktur maka Kemenperin juga akan melihat peluang global sebagai sebuah pasar potensial. "Apakah kita ekspor produknya atau ekspansi perusahaan ini tantangan ke depan bagi industri," tuturnya.