Pengembangan Energi Terbarukan Dinilai Butuh Sinergi Masyarakat-Investor

Oleh : Hariyanto | Rabu, 31 Januari 2018 - 15:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Padang- Anggota DPD RI asal Sumbar Emma Yohanna menilai pengembangan potensi energi baru dan terbarukan di Sumatera Barat membutuhkan sinergi antara masyarakat sekitar dan investor yang ingin menanamkan modalnya.

"Wilayah Sumbar yang dikelilingi Bukit Barisan punya potensi energi terbarukan yang melimpah, namun belum tergarap maksimal karena sinergi antara masyarakat dan investor belum terbentuk," katanya saat mengunjungi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar di Padang, kemarin.

Menurut dia, kurangnya sinergi itu sebagian akibat penolakan masyarakat, sehingga potensi energi terbarukan seperti panas bumi tidak termanfaatkan.

Ia mencontohkan penolakan masyarakat terhadap eksplorasi panas bumi di Kabupaten Solok beberapa waktu lalu yang seharusnya tidak perlu terjadi jika investor mau melibatkan masyarakat setempat.

"Kuncinya itu investor harus memperhatikan keberadaan masyarakat setempat, meskipun telah mengantongi izin dari pusat. Artinya, mengucapkan salam dulu sebelum masuk," kata dia.

Bersamaan dengan itu, ia juga mendorong masyarakat Sumbar untuk tidak menghambat investasi di daerah dengan menolak kedatangan investor.

Menurut dia, investor datang membawa banyak keuntungan dan kemajuan bagi daerah, sehingga akan berdampak positif.

"Masyarakat harus paham juga bahwa investor datang untuk memajukan daerah. Ada kepentingan yang lebih luas lagi yaitu kepentingan negara Indonesia. Dengan demikian, masyarakat juga dituntut bisa menerima kedatangan investor demi kemajuan daerah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus mengakui bahwa potensi energi baru dan terbarukan di Sumbar cukup melimpah.

Menurut dia, potensi energi panas bumi yang ada di Sumbar setidaknya mencapai 100 MW.

"Energi ini tersebar di sepanjang Bukit Barisan dari Solok Selatan, Solok, Agam, Pasaman Barat dan lainnya. Kami sudah mendeteksi potensinya. Namun, harus diakui bahwa saat ini belum maksimal kami garap. Untuk memaksimalkannya kami membutuhkan peran serta investor dan kami sedang berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan investor," katanya.

Herry mengakui untuk persoalan eksplorasi panas bumi di Kabupaten Solok sedikit banyaknya mempengaruhi kepercayaan dari investor untuk menanamkan investasi di Sumbar.

"Hal inilah yang akan kami carikan solusinya. Masyarakat seharusnya paham bahwa kedatangan investor untuk membangun daerah. Akan banyak kemajuan positif dari kedatangan investor ini. Mereka tentu tidak akan merusak, kalau merusak sudah dipastikan dihukum. Itu yang harus dipahami masyarakat," katanya. (Ant)