JKT Living Star Bangun Blok Hunian 48.000 M2 di Jaktim

Oleh : Herry Barus | Selasa, 10 Januari 2017 - 12:25 WIB

INDUSTRY.co.id - Pengembang PT Sindeli Propertindo Abadi meluncurkan proyek perdananya yaitu "JKT Living Star", blok hunian di wilayah dengan luas total 48.000 meter persegi yang di dalamnya bakal dibangun enam menara apartemen yang dilengkapi dengan distrik komersial.

Direktur PT Sindeli Propertindo Abadi Huang De Xin dalam siaran pers, Senin (9/1), menjelaskan bahwa "JKT Living Star" akan dibangun dengan konsep pengembangan perumahan ramah lingkungan yang mengedepankan keharmonisan antara manusia dan alam.

"Selain ramah lingkungan, proyek ini juga meningkatkan kualitas kehidupan para penghuni dengan menerapkan 5 upgrade, yaitu upgrade bangunan, lanskap, zona komersial, sarana kehidupan, dan servis, sehingga penghuni bisa menikmati kualitas hidup urban modern yang berkelas," kata Huang De Xin.

Menurut dia, proyek dengan investasi lebih dari 150 juta dolar AS itu terletak secara strategis di antara kawasan Cibubur, Ciracas dan Depok.

"JKT Living Star" lanjutnya, diharapkan menjadi blok hunian ramah lingkungan dan akan menjadi zona gaya hidup urban yang baru di Jakarta Timur.

Proyek perumahan itu, ujar dia merupakan hunian berskala menengah dengan harga mulai dari Rp 260 juta (termasuk PPn/Pajak Pertambahan Nilai).

Sebelumnya, konsultan properti Colliers International menyatakan pihak pengembang apartemen di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini cenderung menahan peningkatan harga karena pertumbuhannya relatif stagnan.

"Memang sekarang kondisinya di Jakarta, developer cenderung menahan harga," kata Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti di Jakarta, Kamis (5/1).

Ferry memaparkan, tingkat kenaikan harga apartemen pada tahun 2015-2016 hanya 3,8 persen, atau lebih rendah dibandingkan tingkat pertumbuhan pada 2014-2015 (10 persen), dan tingkat pertumbuhan 2013-2014 (17 persen).

Dia juga mengingatkan, pada awal tahun 2016 diprediksi bakal ada 30 proyek aparteman yang akan diluncurkan pada 2016, tetapi ternyata realisasinya yang selesai hanya 15 proyek apartemen atau separuhnya.

"Jadi ada beberapa delay (ditunda) yang mau masuk 2016, kemungkinan akan realisasi 2017 atau lebih lama lagi," kata Ferry Salanto.

Dia berpendapat, meski telah digembar-gemborkan bahwa dana amnesti pajak akan masuk ke sektor properti, tetapi pada saat ini masih belum terjadi dan diperkirakan dampaknya baru bisa benar-benar dirasakan dalam jangka waktu 1-2 tahun ke depan. (Hrb)