Proyek Listrik 35.000 MW Tetap Jadi Target Pemerintah Hingga 2019

Oleh : Abraham Sihombing | Jumat, 06 Januari 2017 - 07:45 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) akan tetap menjadi target pemerintah hingga 2019 mendatang. Banyak kalangan yang meragukan keberhasilan pencapaian target proyek ini dalam jangka tiga tahun kedepan, akan tetapi pemerintah tetap percaya diri dengan target proyek tersebut.
 
“Pemerintah tetap menargetkan proyek pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MW akan selesai pada 2019. Proyek ini akan masuk ke dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN),” ujar Pramono Anung, Sekretaris Kabinet (Seskab), dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (05/10/2017).
 
Menurut Pramono, kendati untuk mencapai target tersebut tidak mudah, tetapi pemerintah di dalam RUEN tersebut telah memutuskan untuk tetap memasang target penyelesaian proyek tersebut pada 2019.
 
Pramono mengemukakan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dalam rapat paripurna dengan Dewan Energi Nasional (DEN), Kamis (05/01/2017), membahas mengenai RUEN tersebut dan pengembangan penggunaan energi alternatif baru dan terbarukan.
 
Kendati menurut perhitungan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa proyek tersebut hingga 2019 kemungkinan hanya baru mencapai 20.000-22.000 MW, tetapi Presiden tetap menargetkan penyelesaian proyek tersebut sebesar 35.000 MW pada 2019.
 
“Kini, RUEN sudah disetujui Presiden, maka Peraturan Presiden diharapkan keluar dalam minggu ini juga. Sementara untuk energi baru dan terbarukan, Indonesia sudah meratifikasi kesepakatan internasional tentang hal tersebut sehingga kita akan mengikuti kesepakatan tersebut,” ungkap Pramono.
 
Karena itu, demikian Pramono, Presiden meminta Kementerian ESDM dan DEN membuat kesepakatan bersama yang dituangkan ke dalam sebuah cetak biru (blue print) sebagai acuan berbagai langkah yang harus dilakukan agar Indonesia tidak tergantung pada energi fosil, tetapi mulai mengembangkan energi baru dan terbarukan lainnya.
 
Sebelumnya, menurut Presiden Joko Widodo, Program Listrik 35.000 MW adalah sebuah program yang penting dan harus segera dinyatakan karena hal itu sudah seiring dengan lonjakan kebutuhan listrik di Indonesia setiap tahun. “Jika kita ingin melaksanakan percepatan pembangunan di seluruh Indonesia, maka kebutuhan listrik akan melonjak pesat,” ujar Joko Widodo ketika itu.
 
Karena itu, Program Listrik 35.000 MW merupakan terobosan yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di seluruh Indonesia, mengingat konsumsi listrik di Indonesia baru 917 kilowatt hour (Kwh) per kapita. Sementara itu, konsumsi listrik di Vietnam sudah mencapai 1.715 kwh per kapita, bahkan Singapura sudah mencapai 9.146 kwh per kapita. ***