Gapmmi: Pemerintah Jangan Hanya Gerakkan Sektor Infrastruktur Saja, Tapi Juga Sektor Konsumsi

Oleh : Ridwan | Sabtu, 30 Desember 2017 - 10:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pertumbuhan industri makanan dan minuman (Mamin) di dalam negeri pada tahun 2017 masih belum bergerak baik.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman yang ditemui INDUSTRY.co.id beberapa waktu lalu mengatakan, laporan dari anggota, sampai kuartal ketiga kemarin masih belum bergerak baik, tetap lesu.

Adhi berharap, pemerintah tidak hanya menggerakkan dari sisi infrastrukturnya saja. Namun, harus bisa menggerakkan dari sisi konsumsi.

"Bukan hanya infrastrukturnya saja, sisi konsumsi juga perlu didorong. Meskipun APBN ini kecil, tapi bisa jadi pemicu, kepastian dan kepercayaan konsumen untuk bergerak dalam sisi konsumsi," terangnya.

Selain itu, lanjut Adhi, saat ini kita terus berupaya tingkatkan ekspor. Namun, menurutnya, tantangan untuk ekspor saat ini masih cukup banyak dan berat.

"Disisi lain aturan di luar negeri yang masih terus berubah menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Tetapi kita tetap akan terus berupaya untuk tingkatkan ekspor," tambahnya.

Terkait nilai ekspor, Adhi mengungkapkan, dari tahun ke tahun nilai ekspor kita sebesar Rp6,1 miliar. Perkiraan saya mungkin tahin ini bisa Rp6,5 miliar sampai akhir tahun.

Terkait bahan baku, Adhi menilai impor bahan baku untuk industri mamin masih stabil. Namun, ia melihat masih ada permasalahan dari segi peraturan-peraturan impor yang masih belum jelas terutama tentang gula, garam, bahan baku susu, bahan baku yang berasal dari hewan, serta holtikultura.

Gapmmi sudah mengusulkan agar bahan baku lebih diperlancar dan difasilitasi. Menurutnya, Kalau bahan baku lancar akan menjadikan nilai tambah tersendiri, sehingga kita bisa lebih cepat berinovasi dan lebih cepat untuk meningkatkan nilai ekspor.

"Saat ini sedang falam pembahasan. Saya berharap pemerintah melihat ini sebagai suatu kekuatan khususnya bahan baku. Kalau barang jadi kita sepakat perlu dikendalikan untuk ekspornya," tegasnya.

Saat ditanya mengenai investasi, Adhi menjelaskan, saat ini investasi terus masuk ke Indonesia. Berdasarkan catatan Gapmmi pertumbuhan investasi sampai semester pertama tahun 2017 mencapai 36 persen.

"Mereka lebih banyak investasi di sektor hilirnya. Sedangkan di sektor hulu masih menjadi tantangan buat kami," tutur Adhi.

Disisi lain, Adhi optimis pertumbuhan di tahun depan masih cukup realistis meskipun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. "Tahun depan itu adalah tahun politik, saya berharap pertumbuhan industri mamin bisa mencapai 7 persen," katanya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, industri mamin merupakan salah satu sektor yang strategis dan masih mempunyai prospek cukup cerah untuk ditumbuh kembangkan di Indonesia.

"Industri ini turut mendorong produksi sektor pertanian melalui pengolahan dan penyerapan bahan bakunya serta mampu membuka lapangan kerja yang banyak," paparnya.

Kementerian Perindustrian mencatat, kontribusi tenaga kerja sektor industri didominasi oleh industri makanan sebanyak 3.316.186 orang atau sebesar 21,34 persen.

Sementara itu, pada periode Januari-September 2017, nilai investasi industri mamin mencapai Rp27,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), sedangkan nilai investasi untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar USD1,4 miliar.

Namun demikian, Menperin juga menyampaikan, guna mendongkrak kinerja industri mamin semakin gemilang, perlunya memanfaatkan potensi pasar dalam negeri.

"Indonesia dengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan," pungkasnya.