Industri Smelter Tarik Investasi Mencapai Rp88 Triliun per Oktober 2017

Oleh : Ridwan | Kamis, 28 Desember 2017 - 11:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat investasi pembangunan smelter di Indonesia sampai periode Oktober 2017 mencapai Rp88 Triliun.

Investasi tersebut terdiri dari pembangunan smelter nikel sebesar Rp68 triliun dan smelter bauksit sebesar Rp20 triliun.

Investasi tersebut telah berhasil membangun sejumlah 13 fasilitas pemurnian nikel dengan berbagai macam produk yang dihasilkan dan telah mampu memurnikan bijih Nikel di dalam negeri sebesar 34 juta ton bijih nikel. Pada komoditas Bauksit, mengolah 4,4 juta ton bauksit di dalam negeri dan telah mampu memproduksi 700 ribu ton alumina.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, dari 15 fasilitas pemurnian yang telah terbangun terdapat 2 smelter nikel yang tidak beroperasi dikarenakan faktor keekonomian akibat dari meningkatnya biaya operasi (kokas) dan melemahnya harga komoditas mineral di awal tahun 2017.

"Penyebab utama tidak beroperasinya smelter yang menggunakan teknologi Blast Furnace adalah meningkatnya harga kokas dari rata-rata 100 dolar per ton pada tahun 2015 menjadi 200-300 dolar per ton sejak akhir tahun 2016," ujar Gatot melalui keterangan tertulis, Kamis (28/12/2017).

Pasca terbitnya PP 1 Tahun 2017 beserta turunannya Permen ESDM No 5/2017 dan Permen ESDM No. 6/2017 yang memberikan insentif bagi pelaku usaha yang membangun fasilitas pemurnian untuk dapat menjual bijih nikel kadar rendah mampu mendorong minat pelaku usaha untuk dengan sungguh-sungguh membangun fasilitas pemurnian baru atau bahkan mendorong existing smelter meningkatkan kapasitas fasilitas pemurnian yang telah ada.

Tercatat ada 11 perusahaan yang berinvestasi baru dan 2 perusahaan melakukan ekspansi dengan total investasi yang akan ditanamkan sebesar US$ 4,3 miliar dengan kapasitas input sebesar 28 juta ton bijih Nikel.

Sedangkan pada komoditas Bauksit insentif peningkatan nilai tambah mampu mendorong investasi baru untuk membangun 4 fasilitas pemurnian sebesar 4 miliar dolar AS yang akan miningkatkan kemampuan memurnikan bauksit di dalam negeri sebesar 13 ,7 juta ton.

Ada pun ketiga belas perusahaan yang telah membangun smelter nikel yaitu PT Vale Indonesia, PT Aneka Tambang (Pomala), PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, PT Sulawesi Mining Investment, PT Gebe Industry Nickel, PT Megah Surya Pertiwi, dan PT COR Industri Indonesia.

Selanjutnya, ada Heng Tai Yuan, Century Metalindo, Indonesia Guang Ching Nikel and Stainless Steel, Virtu Dragon, PT Surya Saga Utama (Blackspace), dan PT Bintang Timur Steel.