Sandy, Baron, Indra Q, tampil di wRockshop Bandung

Oleh : Amazon Dalimunthe | Jumat, 08 Desember 2017 - 08:42 WIB

INDUSTRY.co.id - Bandung -- Setelah Jakarta, Palu, Malang, Yoyakarta, Bali dan Makassar, program edukasi musik yang dihelat oleh Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan Indonesia Music Forum, maka sejak tanggal 8 sampai 9 Desember, wROCKshop berlangsung di Bandung, diantara kegiatan besar Bekraf Festival.

BEKRAF FESTIVAL yang digelar selama 4 hari tersebut berlangsung di 2 lokasi, di Gudang Kereta Api Indonesia (KAI) dan di Gedung Creative Hub, Bandung.

"Acara edukasi musikal ini, menyajikan 2 agenda penting dalam bentuk workshop kreatif, yakni, pengetahuan teknis musikal dan pengetahuan umum yang berkaitan dengan industri musik di era digital dan di era dimana para generasi millenials menjadi segmentasi utama dunia hiburan didunia maya," terang Buddy ACe, Ketua Tim Pengarah wROCKshop, yang akan mengelilingi 34 provinsi di Indonesia.

Dikota ke-7 Bandung ini, nara sumber yang ambil bagian untuk berbagi pengalamann profesional mereka dalam industri musik, adalah Aria Baron (klinik gitar dan aransemeb lagu), Sandy Pas Band (klinik drum dan optimalisasi sound), Indra Qadarsih (sharing soal produksi lagu, mixing dan mastering), John Paul Ivan (klinik gitar), Yuke Dewa (klinik bass), Ferry HK (klinik drum) dan Yoyo Bassman (klinik bass). Sementara dari sektor pengetahuan umum, ada lefenda seniman Bandung, Budi Dalton, pengamat musik dan Anggota Presidium Indonesia Music Forum, Buddy ACe, wartawan musik senior Amazon Dalimunthe dan Aria Baron yang akan berbagi pengalaman tentang Hak Cipta, Hak Paten, Hak Publishing dari karya musik di era digital.

"Saya dan teman-teman seniman sangat senang karena Indonesia telah memiliki Badan Ekonomi Kreatif seperti Korea, dan lebih bahagia karena bisa sharing pengetahuan dan pengalaman praktis terhadap seniman potensial di Indonesia," tandas Baron, salah satu gitaris rock terbaik yang dimiliki Indonesia, yang juga manajer dari band legenda GIGI.

Sementara Sandy PAS Band, yang telah mengikuti wROCKshop dibeberapa kota melihat dari prespektif lainnya, bahwa program wROCKshop, harus terus dihelat dalam beragam pengetahuan lainnya diluar teknis musik.

"Setelah wROCKshop berlangsung disetiap kota, sebaiknya pada waktu 3 bulan kemudian, sudah harus ada kegiatan pasca wROCKshop yang lebih fokus pada satu kegiatan yang beroreintasi pada produksi karya, baik membuat lagu, menggelar konser maupun kegiatan kreatif lainnya yang menghasilkan secara ekonomis," papar Sandy, drummer PAS Band yang kerapkali keliling Indonesia untuk coaching clinic drums.

Senada dengan itu serta melengkapi pandangan Sandy tersebut, menurut Buddy ACe, panggagas Indonesia Music Forum dan program wROCKshop, bahwa pada tahun 2018, IMF kembali mengajukan program semacam focus group discussion terhadap BEKRAF.

"Tapi bukan semata-mata diskusi, tapi langsung bergerak ke level produksi, melalui program bernama wROCKshow. Akan dipilih band terbaik disetiap ibukota provinsi, untuk diproduksi lagu ciptaan mereka dan digabungkan dalam kompilasi album dengan band dari daerah lainnya kedalam satu album. Yang menarik produksi album tersebut bakal dimentori oleh musisi profesional serta semua elemen penting dalam ekosistem industri musik," simpul Buddy ACe, yang juga adalah wartawan musik era 80-an.

Setelah Bandung, edukasi musikal ini, diawal tahun 2018 akan kembali melengkapi perjalanannya ke 27 ibukota provinsi di Indonesia, yamg dianggao potensial untuk kelak menjadi pilar-pilar (34 pilar) industri musik di tanah air.

"Belajar dari Korea, seharusnya industri kreatif di Indonesia akan lebih cepat dari Korea yang membutuhkan waktu 15 tahun untuk mendunia dengan K-Pop nya. Dan kami percaya, dengan pola buttom up, dari bawah keatas, dimulai dari para seniman untuk kemudian disampaikan ke pemerintah," jelas Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, yang baru berusia 3 tahun ini, saat membuka dengan resmi BEKRAF FESTIVAL yang berlangsung di Gudang Kereta Api Indonesia, Bandung, Kamis malam (07/12/17)

Menurut Triawan, bahwa Industri Kreatif di Indonesia kelak akan menjadi unggulan dan kebanggaan bangsa Indonesia yang memiliki ratusan bahkan ribuan sub culture ini, jika dibangun dibawah kehidupan toleransi sesama anak bangsa. (AMZ)