Indonesia Alami Penurunan Kontribusi Sektor Manufaktur 10 Tahun Terakhir

Oleh : Hariyanto | Selasa, 28 November 2017 - 13:59 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengalami deindustrialisasi atau penurunan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan kontribusi sektor industri terhadap PDB mengalami penurunan dibandingkan era 1990-an hingga awal 2000-an. Terpaan dua kali krisis keuangan global pun berimbas pada sektor industri nasional.

"Selama sepuluh tahun itu memang mengalami deindustrialisasi. Industri kita bukannya tidak tumbuh, tetapi tumbuhnya lebih lambat dibanding sektor lainnya," kata Rosan pada Focus Group Discussion di Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan dampak dari krisis keuangan global masih terasa hingga kini karena sumbangsih sektor industri, khususnya manufaktur belum menyentuh angka ideal sebagaimana periode sebelum krisis.

Kadin mencatat kontribusi industri manufaktur terhadap PDB pada 2001 sekitar 27 persen kemudian terus menurun hingga pada 2016 mencapai 20,51 persen. Ia berharap kontribusi industri terhadap PDB pada 2017 bisa membaik.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan selalu beriringan dengan pertumbuhan industri manufaktur. Jika kontribusi sektor manufaktur turun, pertumbuhan ekonomi pun mengalami hal yang sama, begitu juga sebaliknya jika industri meningkat.

Rosan memaparkan hingga triwulan III/2017 sektor jasa masih menjadi andalan utama pertumbuhan ekonomi. Padahal, sektor jasa memiliki daya serap tenaga kerja yang rendah plus memiliki karakteristik lebih berorientasi pada urban area serta kawasan penopang.

Faktor tersebut berbeda dengan karakter industri manufaktur yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi serta dapat dibangun di mana saja sesuai potensi daerah.

Menurut Rosan, idealnya industri manufaktur menjadi sektor andalan dengan ditunjang oleh sektor jasa, pertanian, dan investasi. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan ekonomi perlu menyatukan pandangan dan upaya untuk mengembalikan sektor industri sebagai motor pembangunan.

"Membangun industri nasional harus mempunyai modal dasar yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, inovasi dan kreativitas. Menjadi penting bagaimana seharusnya modal dasar itu dipikirkan ketersediaannya, terkoordinasi serta keberlanjutannya," kata Rosan.(Ant)