KKP Gandeng CTC dan USAID Support Kawasan Wisata Bahari Berkelanjutan Dengan SKKNI

Oleh : Hariyanto | Selasa, 28 November 2017 - 10:02 WIB

INDUSTRY co.id -Jakarta - Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan CTC (Coral Triangel Center) dan USAID dalam Konservasi Kawasan dan Sertifikasi guna mendorong Pengembangan Wisata Bahari Berkelanjutan di kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil (KP3K).

Pada kerjasama ini, USAID yang berperan menjalankan projek ini Sustainable Ecosistems Advanced. Program berkelanjutan ini tentu saja memberi keuntungan bagi masyarakat.

“Ada keuntungan yang di dapat masyarakat yakni Standard Kompetisi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dengan SKKNI bisa diperuntukan bagi 14 fungsi pariwisata, sementara lainny untuk 3 fungsi penjangkauan. Dengan SKKNI ini akan menjamin kebutuhan sumber daya manusia yang mumpuni dalam pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia secara lebih baik dan berkelanjutan.” kata Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Mulyoto, saat ditemui di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Senin, (27/11/2017).

Sementara itu, Executive Director CTC, Rili Djohani, mengatakan, SKKNI ini menjadi standar pengetahuan, keahlian dan sikap bagi beragam okupasi, dimana SKKNI mewajibkan para pelaku pariwisata dan upaya penjangkauan untuk saling menyesuaikan strategi serta meninjau kembali kegiatan pariwisata bahari. "Tidak hanya itu kerlibatan warga setempat sangat penting guna mendukung pariwisata dan kelestarian alam yang berkelanjutan.” kata Rili.

Ada beberapa pulau yang termasuk dalam kawasan konservasi nanti nya seperti Morotai, Maluku, Raja Ampat dan masih banyak lagi. Pulau-pulau yang bisa dijadikan wisata bahari bagi pelancong tentu saja juga harus dijaga kebersihannya. Untuk itu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang harus gencar.

“Kami lihat tekanan pariwisata, semua pihak ada kesepakatan pengelola konservasi laut, kita berikan edukasi supaya tidak memberi makanan dan sebagainya,  kami juga membantu dan disana sudah membentuk kelompok-kelompok wisata bahari misal saja dengan perahu yang mereka miliki bisa digunakan untuk berkeliling wisata hutan bakau dengan perahu tersebut. Kelompok ini kita berikan edukasi juga agar mereka bisa tetap menjaga kawasan tersebut dan memberikan rasa nyaman bagi para wisatawan. Disinilah mereka mendapatkan manfaat yang luar biasa, tentu saja perlu ada ketrampilan yang memadai.” ungkap Rili.