Pencanangan Peningkatan Produktivitas Tanaman Tebu, Masalah Ketersediaan Pupuk Selesai

Oleh : Hariyanto | Kamis, 16 November 2017 - 13:28 WIB

INDUSTRY co.id -Jember - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno berharap, budidaya tebu di Jawa Timur bisa menghasilkan 100 ton per hektare. Ia juga menginginkan agar rendemen bisa di atas 8%. Untuk ketersediaan pupuk tak perlu dirisaukan.

"Tahun ini memang rendemen sedikit rendah, karena curah hujan sangat tinggi dan ada persoalan pupuk yang tidak tepat waktu. Saya harap pada penanaman akhir 2017 ini semua bisa tepat waktu," kata Rini kepada wartawan, di sela-sela acara 'Pencanangan Peningkatan Produktivitas Tanaman Tebu: Sinergi BUMN untuk Mewujudkan Swasembada Gula yang Berdaya Saing', di lahan tebu PT Perkebunan Nusantara XII, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (15/11/2017).

Tahun ini, jumlah lahan tebu di Indonesia mencapai 475 ribu hektare dengan produksi gula 2,3 juta ton. Rata-rata tebu yang diproduksi masih di bawah 100 ton per hektare dengan rendemen 7,5%. 

Rini mengakui, pupuk non subsidi selama ini tak mudah diperoleh petani tebu, karena harus membeli langsung ke pabrik produsen. "Ini yang saya rasa tidak tepat. Alhamdulillah, sudah bisa diselesaikan persoalannya: ditunjuk distributor-distributor baru untuk pupuk non subsidi," katanya.

Saat ini sebagian besar petani sudah membudidayakan tebu di atas dua hektare. "Jadi tidak boleh memakai pupuk subsidi, tapi pupuk biasa. Yang penting (pupuk) ini sudah tersedia," kata Rini. 

Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman hari ini antara sejumlah pemangku kepentingan, terutama BUMN, mulai dari perusahaan perkebunan, pabrik gula, perbankan, PT Petrokimia, dan petani, diharapkan pasokan pupuk bisa tepat waktu.

Tak hanya pupuk. Rini mengatakan, ada lahan yang sudah memanfaatkan bibit-bibit unggulan dari P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia). "Jadi memang ini terus kami coba dan manfaatkan. Bukan hanya di Jawa, tapi juga di Sumatera seperti di Lampung dan Sumatera Selatan," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Nugroho Kristianto mengatakan, kebutuhan pupuk petani tebu akan dikomunikasikan dengan pabrik gula. "Pabrik gula PTPN (PT Perkebunan Nusantara) akan menjamin sebagai avalis. Dari situ, kami akan menyalurkan sesuai kebutuhan," katanya.