IHSG Menguji di Level 6000

Oleh : Wiyanto | Kamis, 16 November 2017 - 07:54 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Pada perdagangan Kamis (16/11/2017) diperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mencoba reversal jangka pendek dengan range pergerakan 5950-6000.

Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas menyodorkan
Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya APLN, ASRI, BBCA, CPIN, ICBP, LPKR, ADHI.

"IHSG akan menguji support 5950 dan MA50 5936 jika kembali tertekan tidak mampu berbalik diatas MA20," ujar dia di Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Menurut dia, secara teknikal IHSG bergerak break out support dan menjauh dibawah level MA20. Momentum bearish sangat terasa jangka pendek pada indikator RSI dan Stochastic yang tertekan hingga pada zona jenuh jual.

Kemarin, IHSG (-0.27%) ditutup terjatuh diakhir sesi perdagangan -15.98 poin dilevel 5972.31 dengan volume diatas rata-rata. Saham sektor pertambangan (-1.79%) dan Aneka industri (-1.27%) memimpin pelemahan.

Produsen batubara dalam negeri melemah setelah surat kementrian ESDM menginstruksikan PLN untuk mengkaji power purchase agreement contract (PPAs) dipulan jawa. Sehingga saham produsen pemasuk batubara PLN dan pemilik powerplant terkena dampaknya. Investor asing tercatat net sell 956.38 Miliar rupiah.

Data neraca perdagangan Indonesia dirilis dibawah ekspektasi tercatat defisit $866 juta pada bulan oktober sehingga Neraca Perdagangan turun ke level $895 Juta dari $1.76 Triliun di periode sebelumnya. Penurunan ini diakibatkan bertumbuhnya aktifitas import jauh diatas ekspektasi 23.33% dari 13.13% diperiode sebelumnya.

Indeks Nikkei (-1.57%), TOPIX (-1.96%), Hangseng (-1.03%), Shanghai (-0.63%) dan KOSPI (-0.33%) ditutup tertekan. Mayoritas indeks saham di Asia mengalami aksi jual setelah investor memperhitungkan data ekonomi yang rilis pada value saham yang telah naik signifikan sejak awal bulan.

Bursa saham di Eropa dibuka tertekan, Indeks Eurostox (-0.69%), FTSE (-0.33%) dan DAX (-0.94%) melemah seakan memperpanjang penurunan terpanjang dalam tahun ini. Pelemahan komdoitas tambang seperti harga minyak WTI dan Nikel berdampak signifikan pada perusahan tambang di Eropa. Sentimen selanjutnya dari dalam negeri tingkat suku bunga sedangkan dari Eropa akan ada data Inflasi hingga data pengangguran di AS.