Kebijakan Moneter Harus Sejalan Sektor Riil-Fiskal

Oleh : Herry Barus | Jumat, 10 November 2017 - 18:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai kebijakan moneter seharusnya bisa sejalan dengan sektor riil dan sektor fiskal untuk mendorong ekonomi tumbuh optimal.

Hal tersebut disampaikan Bambang menanggapi kebijakan Bank Indonesia selaku otoritas moneter yang disebut sejumlah pengamat kurang tepat menurunkan suku bunga acuan pada Agustus dan September lalu berturut-turut dari 4,75 persen menjadi 4,25 persen.

"Saya enggan mengomentari ya, karena menurut saya kebijakan moneter itu tentunya harus sejalan sama sektor riil dan fiskalnya. Waktu itu yang dilakukan otoritas moneter ikut membantu stimulasi pertumbuhan sebenarnya," ujar Bambang di Jakarta, Jumat (10/11/2017)

Sebelumnya, ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan, kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral kurang tepat padahal hampir dipastikan Bank Sentral AS The Fed akan menaikkan suku bunga di Desember 2017 mendatang.

Ia juga menuturkan, penurunan suku bunga acuan tersebut juga membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah sehingga bank sentral harus melakukan intervensi dan akibatnya cadangan devisa tergerus.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2017 tercatat 126,5 miliar dolar AS. Posisi tersebut lebih rendah dibandingkan akhir September 2017 yang sebesar 129,4 miliar dolar AS.

Penurunan cadangan devisa pada Oktober 2017 tersebut terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.

Pada Agustus 2017 lalu, BI menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen. Saat itu, bank sentral menyebutkan, Penurunan suku bunga kebijakan diharapkan dapat memperkuat intermediasi perbankan sehingga memperkokoh stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Sebulan kemudian, BI kembali menurunkan suku bunga acuan dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen. BI kembali menyebutkan, penurunan suku bunga kebijakan tersebut diharapkan dapat mendukung perbaikan intermediasi perbankan dan pemulihan ekonomi domestik yang sedang berlangsung. (Ant)