Generasi Muda Harus Tangkap Peluang Usaha Ekonomi Digital

Oleh : Ridwan | Senin, 06 November 2017 - 08:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta- Gelombang digitalisasi tidak hanya menjadi tantangan bagi pasar prosuk kemersial. Namun, kedepannya juga akan merambah ke sektor industri.

Oleh karena itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengajak kepada generasi muda Indonesia agar menangkap peluang usaha dari perkembangan ekonomi digital saat ini.

Menurutnya, pasar ekonomi digital di Indonesia saat ini mencapai USD11 miliar dan diproyeksi meningkat menjadi USD110 miliar dalam lima tahun ke depan.

"Untuk itu, perlu peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sehingga mampu menghadapi gempuran digitalisasi industri. Salah satu kunci pengembangannya adalah mengasah keterampilan termasuk berbahasa Inggris," ujarnya pada Wisuda SMK SMTI Yogyakarta dan Politeknik AKA Bogor di Yogyakarta, (5/11/2017).

Ia menambahkan, industri digital dapat mendongkrak perekonomian nasional. "Diharapkan, para lulusan wisuda mulai menyesuaikan serta bersiap menyambut tren teknologi industri dan Industry 4.0 sebagai keberlanjutan era ekonomi digital," paparnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program strategis dalam upaya meraih potensi tersebut melalui pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara SMK dengan industri.

"Pertumbuhan industri ditentukan oleh tiga faktor, yaitu investasi, teknologi dan SDM. Ketersediaan SDM industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan menjadikan industri lebih berdaya saing," ungkap Airlangga.

Selain itu, Kemenperin juga memfokuskan untuk peningkatan fasilitas di SMK melalui kerja sama dengan industri sehingga bisa setara antara materi praktik dan proses produksi di perusahaan. "Kami mulai memperbaiki kurikulum SMK dalam program vokasi ini," imbuhnya.

Menperin menegaskan, seluruh unit pendidikan di lingkungan Kemenperin telah memiliki spesialisasi bidang industri tertentu dan didukung dengan sarana penunjang seperti ruang workshop, laboratorium, dan Teaching Factory yang sesuai dengan industri.

"Kami juga lengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk penyelenggaraan sertifikasi kompetensi," ucapnya.

Menteri Airlangga menyatakan, lulusan SMK dan Politeknik di lingkungan Kemenperin, seluruhnya terserap di industri dalam waktu kurang dari enam bulan.

"Misalnya di SMTI Yogyakarta, dalam kesempatan wisuda ini, penyerapannya sudah mencapai 97 persen, karena lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Capaian inilah yang ingin kami tularkan ke seluruh pendidikan vokasi di Indonesia, dan kami mulai dari SMK," jelasnya.  

Saat ini, Kemenperin memiliki 9 SMK, 9 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas yang telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia karena berhasil membangun sistem pendidikan yang benar-benar berbasis kompetensi serta link and match dengan dunia industri.