Lesunya Bisnis Makanan Pengaruhi Penurunan Penjualan HERO

Oleh : Ridwan | Selasa, 31 Oktober 2017 - 15:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) pada sembilan bulan pertama tahun 2017 mengalami dampak negatif dari penurunan penjualan di bisnis makanan yang berlanjut di kuartal ketiga sesudah momen perayaan Idul Fitri.

 

Hal tersebut pun membuat penjualan HERO di sembilan bulan pertama 2017 lebih rendah 5 persen menjadi sebesar Rp9,96 triliun dari Rp10,47 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

 

"Ini akibat dari penjualan bisnis makanan yang terus menurun," ujar Stephane Deutsch selaku Presiden Direktur HERO dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (31/10/2017).

 

Sementara itu, apabila dilihat laba operasional yang membaik didukung oleh profitabilitas Guardian dan IKEA yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp70 miliar untuk sembilan bulan pertama tahun 2017, naik dari Rp45 miliar pada periode yang sama tahun 2016.

 

Penjualan di bisnis makanan turun 8 persen menjadi Rp8.342 miliar disebabkan oleh penjualan like-for-like yang negatif dan penutupan toko dengan kinerja yang lemah di segmen supermarket dan hipermarket.

 

Penjualan di Guardian dan IKEA tumbuh 13 persen menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan Rp1,43 triliun di tahun sebelumnya, terutama didorong oleh kinerja like-for-like yang kuat. Adapun hingga September 2017, Perseroan memiliki kas bersih sebesar Rp60 miliar.

 

"Di bisnis makanan, persaingan semakin ketat disebabkan oleh operator minimarket terus melakukan investasi besar dalam pengembangan jaringan usahanya," ungkapnya.

 

Menurutnya, saat ini kita sedang melakukan inisiatif untuk memperbaiki kinerja bisnis makanan sedang berlangsung termasuk mengkaji strategi promosi dan penetapan harga antarformat, memperbaiki tingkat pelayanan pemasok, dan memperbaiki distribusi rantai pasokan untuk meningkatkan ketersediaan stok di toko.

 

"Sebuah tinjauan strategis yang lebih luas sedang dilakukan untuk memperkuat rencana pertumbuhan masa depan di bisnis makanan," jelasnya.

 

Di Giant, toko Giant Ekstra kedua di kota Malang telah dibuka. Di Hero Supermarket, perencanaan sedang dilakukan untuk merevitalisasi toko sebagai respon terhadap hasil yang memuaskan dari renovasi toko percontohan yang dibuka di awal tahun ini.

 

Guardian mendapatkan manfaat berkelanjutan dari program rasionalisasi toko berkinerja lemah pada tahun 2016. Fokus yang lebih besar pada segmen kecantikan telah bersinergi dengan pelanggan, kategori ini telah mendorong sebagian besar pertumbuhan tahun ini.

 

"Usaha dalam memperkuat jangkauan secara lebih luas terus berlanjut sebagai respon dari bisnis yang semakin responsif terhadap kebutuhan pelanggan," kata Stephane

 

Sementara itu, di IKEA, kinerja penjualan meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Katalog IKEA yang baru, dengan fokus pada konsep ruang tamu, diluncurkan pada September dan telah diterima dengan baik oleh pelanggan.

 

Disisi lain, aktivitas perdagangan online IKEA terus berkembang seiring dengan IKEA E-commerce Distribution Point yang dibuka di Surabaya untuk mendukung pertumbuhan penjualan online di masa depan.

 

Per 30 September 2017, Perseroan mengoperasikan 450 toko, sedikit berubah dari akhir tahun sebelumnya; terdiri dari 57 Giant Ekstra, 108 Giant Ekspres, 32 Hero Supermarket, 2 Giant Mart, dan 250 toko Guardian, serta satu toko IKEA.

 

Kondisi perdagangan saat ini diperkirakan akan tetap sama sampai akhir tahun ini. Dengan melihat kondisi perdagangan yang masih tetap menantang di bisnis makanan, Perseroan sedang melakukan tinjauan strategis untuk mendukung profitabilitas jangka panjang bagi perusahaan.