Marlupi Dance Academy Pentaskan Cerita Pewayangan Rama Dan Shinta di TIM

Oleh : Amazon Dalimunthe | Jumat, 27 Oktober 2017 - 18:32 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,-- Sekolah balet Marlupi Dance Academy (MDA) akan mementaskan karya klasik kisah pewayangan Rama dan Shinta di Teater Djakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pentas akan berlangsung pada Sabtu dan Minggu , 28 dan 29 Oktober 2017  dengan 2 kali pertunjukan setiap harinya.

Marlupi Dance Academy (MDA)  adalah sebuah akademi tari yang didirikan oleh Marlupi Sijangga pada tahun 1956. Ditangan Marlupi Sijangga, MDA berhasil menghasilkan balerina-balerina handal Indonesia. Dan di usianya yang ke-80 baru saja Ia dianugerahi penghargaan oleh pemerintah, sebagai Maestro Seni Tradisi kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaruan Seni Tari Balet di Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, 28 September 2017 lalu.

“Hidup saya memang untuk balet. Ada atau tidak penghargaan dari pemerintah sampai kapan pun saya akan berjuang agar balet bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat kita. Dan bersyukur setelah 61 tahun mendirikan sekolah balet akhirnya menerima penghargaan dari pemerintah. Terima kasih Indonesia,” kata Marlupi bersemangat.

Rama dan Shinta merupakan sebuah pertunjukan dalam bentuk balet klasik yang disesuaikan dengan cerita Rama dan Shinta klasik. Dalam pertunjukan yang berlangsung selama 60 menit itu, Fifi Sijangga yang merupakan putri dari Marlupi,  akan membuat sebuah pertunjukan yang sangat memukau dengan melibatkan Didi Budiardjo sebagai Costume Designer dengan Acessories dari Rinaldy A Yunardi, dan Felix Christianto sebagai Music Director.

Akan ada 7 pemeran utama dalam pertunjukan Rama dan Shinta ini. Salah satunya adalah Michael Halim penari balet pria pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar 'Solo Seal' dari Royal Academy of Dance, London yang berperan sebagai Rama. Sedang yang berperan sebagai Shinta adalah Siti. Mereka didukung pula oleh sekitar ada 250 murid MDA lainnya yang akan membuat pertunjukan ini menjadi spektakuler.

Menurut Marlupi Sijangga, ada banyak cerita klasik Indonesia yang bisa dipadukan dengan balet. “Semua cerita bisa. Kami pernah mementaskan cerita si Kabayan. Juga cerita tentang tokoh Betawi. Pokoknya semua cerita bisa dituangkan ke dalam balet. Tinggal bagaimana tim artistik menerjemahkannya dalam bentuk klasik yang ditopang musik yang sesuai,” kata wanita yang tetap enerjik ini.

MDA semakin berkembang sejak keterlibatan Fifi Sijangga yang berhasil membuka cabang di Jakarta setelah sebelumnya hanya ada di kota Surabaya. Pada generasi kedua ini, MDA mencapai reputasi baik nasional maupun internasional sebagai salah satu akademi tari unggulan di Indonesia sejak tahun 1995.

 Dan pada tahun 2014 sejak generasi ketiga Claresta Alim (putri Fifi Sijangga) bergabung menjadi Direktur Seni Pertunjukan, MDA menjadi semakin maju dengan membuat program pelatihan yang dibuat khusus untuk mendukung siswa yang menginginkan karir profesional. Dari ketiga generasi inilah MDA kemudian menjadi akademi tari terbesar sekaligus tertua di Indonesia yang namanya sangat diperhitungkan di dalam dan di luar negeri. (AMZ)