Kemenperin Siapkan Cirebon Jadi Pusat Penyediaan Bahan Baku Rotan

Oleh : Ridwan | Selasa, 24 Oktober 2017 - 20:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian tengah menyiapkan Cirebon untuk menjadi salah satu pusat penyediaan rotan sebagai bahan baku produksi mebel dan kerajinan nasional.

 

Dirjen Industri Agro Kemenperin, Panggah Susanto mengatakan, Cirebon memiliki banyak industri mebel dan kerajinan yang sangat potensial. Agar terintegrasi dengan kebutuhan bahan bakunya, perlu dijadikan pusat stockpile rotan sehingga antara petani dan pengusaha bisa saling menguntungkan.

 

"Industri furnitur harus menjadi sektor kebanggaan nasional karena memiliki kekuatan untuk kompetitif di tingkat global. Apalagi 85 persen bahan bakunya seperti rotan dipasok dari dalam negeri," ujar Panggah di Jakarta (24/10/2017).

 

Kemenperin mencatat penyerapan tenaga kerja di industri furnitur nasional sebanyak 101.346 orang pada tahun 2016 dan diproyeksi akan mencapai 202.692 orang di tahun 2018.

 

Sementara itu, nilai ekspor furnitur nasional sebesar USD 1,7 miliar dan dalam dua tahun kedepan ditargetkan mencapai USD 5 miliar. Sedangkan tujuan utama ekspor furnitur Indonesia adalah pasar Amerika Serikat, Jepang dan Eropa Barat.

 

Panggah menyakini, pengembangan pusat bahan baku rotan tersebut akan menarik minat investasi bagi para pelaku industri, terutama di luar negeri seperti China. "Dengan adanya larangan ekspor bahan baku rotan kita ke luar negeri, kawasan industri yang ada di China akan direlokasi ke kabupaten Cirebon," terangnya.

 

Lebih lanjut, Panggah mengungkapkan, selain akan menambah kapasitas produksi mebel rotan di Indonesia, relokasi juga dapat membuka lapangan kerja di dalam negeri. "Terkait rencana itu, kami akan mengunjungi China bersama Bapak Bupati Cirebo. Disana kami akan melihat dan berbicara langsung dengan pengusaha rotan di China terkait rencana relokasi," tambah Panggah.

 

Sebelumnya, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menekankan kepada para pelaku industri mebel dan kerajinan nasional agar terus kreatif dan berinovasi sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk dan memenuhi selera pasar saat ini.

 

Sementara itu, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) melansir 10 strategi untuk meningkatkan daya saing industri mebel dan kerajinan Indonesia di pasar global.

 

Adapun ke-10 strategi tersebut yakni, pengembangan dan inovasi, peremajaan alat dan teknologi produksi, pengembangan klasterisasi industri modern, pelatihan peningkatan kompetensi SDM, serta promosi dan pameran. Selanjutnya, pengurangan tarif pajak, penegakan hukum, penurunan suku bunga, kecukupan suplai bahan dan insentif untuk bahan pendukung.