Bupati Mirna: Kawasan Industri Kendal Signifikan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kendal

Oleh : Nandi Nanti | Kamis, 29 Desember 2016 - 09:21 WIB

INDUSTRY.co.id - Kendal, Dalam acara Seminar Nasional "Sebelas Naik Kelas" yang digelar di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, beberapa waktu lalu, Bupati Kendal Mirna Anissa, memaparkan potensi dan keunggulan berinvestasi di KIK.

Bupati Mirna berharap kehadiran KIK berpengaruh signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kendal.

Selain itu, dia juga menyatakan KIK tidak hanya akan menjadi sumber pendapatan bagi daerah dan negara, namun juga membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga tidak perlu lagi bekerja di luar negeri.

Dalam sesi  yang menampilkan judul "Membangun Indonesia dari Daerah dengan Inovasi", Mirna pun menyampaikan pembangunan Kawasan Industri Kendal merupakan salah satu upaya untuk pemerataan wilayah Industri di Pulau Jawa yang selama ini hanya berpusat di Jawa barat dan Jawa Timur saja.

"Jawa Tengah harus memiliki kawasan industri tersendiri karena disamping tenaga kerja melimpah dan upah pekerja memenuhi syarat juga karena dekat dengan Pelabuhan Tanjung Kendal yang sedang dikembangkan menjadi pelabuhan niaga," ujarnya.

Sebelumnya, Menperin Airlangga Hartarto pada Konferensi Pers jelang Peresmian Kawasan Industri Kendal (KIK) Park by the Bay di rumah dinas gubernur di Semarang, Jawa Tengah, memaparkan kontribusi Jawa Tengah terhadap ekonomi nasional saat ini masih sekitar 9,7 persen atau di bawah Jawa Barat sebesar 27 persen dan Jawa Timur yang mencapai 18 persen.

Pemerintah mendorong percepatan pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK) karena diharapkan menjadi salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kontribusi Jawa Tengah terhadap perekonomian nasional, menurut Airlangga.

Untuk itu, pihaknya bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempelopori pengembangan KIK melalui peyusunan masterplan dan rencana kawasan strategis ekonomi Jawa Tengah menjadi kawasan ekonomi khusus berbasis kawasan industri.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dimana KIK telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional yang didalamnya mendapatkan kemudahan dalam perizinan dan non perizinan.

Misalnya, kemudahan layanan investasi langsung konstruksi yang memberikan kemudahan untuk perusahaan secara paralel mengurus IMB, izin lingkungan dan izin lainnya untuk mempercepat pembangunan.

Airlangga pun meyakini, kehadiran KIK turut dapat membantu perekonomian lokal dan regional Jawa Tengah dengan menciptakan lapangan pekerjaan baik secara langsung maupun tidak langsung, mencetak pasar baru, dan mempersiapkan kota baru sebagai kutub aktivitas pendukung lainnya.

“Saat ini sudah ada 20 perusahaan siap operasi di KIK, yang terdiri dari investor Jepang, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Ke-20 perusahaan tersebut akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.035 orang dengan okupansi lahan 31 hektare dan nilai investasi sebesar Rp 4,3 triliun,” paparnya.

Senada dengan Menperin, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengaku optimistis, pembangunan KIK memicu pertumbuhan ekonomi Jateng karena akan banyak perusahaan yang masuk. Pihaknya akan memberikan dukungan dan insentif, antara lain melalui infrastruktur pelabuhan dan jalur rel kereta yang terintegrasi.

Pesatnya pergerakan dunia bisnis dan ekonomi di Jateng, menurut Ganjar, membuat banyak investor tertarik untuk masuk dan menanamkan modalnya.

Salah satu yang menarik dari potensi penanaman modal tersebut adalah ketersediaan lahan dan dukungan para stakeholder yang siap mendukung segala investasi yang masuk.

Mulai dari ketersediaan pinjaman dana usaha dari bank, tenaga kerja yang melimpah, hingga kawasan industri dan wadah sharing pelaku bisnis.

 
Pererat Hubungan Bilateral

Sementara itu, disisi lain, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kepada INDUSTRY.co.id saat jumpa pers jelang peresmian KIK mengatakan, pengembangan KIK diharapkan mampu mempererat hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Singapura. Kedua negara merupakan mitra penting dalam berbagai hal, seperti mitra dagang, investasi, pariwisata dan bidang lainnya.

Di bidang perdagangan, Singapura menjadi mitra ketiga terbesar Indonesia dengan kontribusi lebih dari US$30 miliar pada tahun 2015. “Sementera itu, untuk investasi, Singapura menjadi mitra asing nomor satu di Indonesia dengan nilai mencapai US$5,9 miliar melalui 3.012 proyek,” kata Retno.

Menanggapi hal tersebut, CEO Sembcorp Development Kelvin Teo, mengatakan, pihaknya terus mendorong pemerintah Indonesia agar merespon secara proaktif peresmian KIK bagi pembangunan ekonomi kedua negara.

“Kami memohon kepada pemerintah Indonesia menyiapkan dukungan pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan berkelas dunia khususnya untuk konsep kota Singapura yang baru di provinsi Jateng,” ujarnya.

Sementara Direktur Utama PT Jababeka Tbk,  Budianto Liman, mengharapkan, pembangunan KIK dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi di Jateng dengan meningkatnya aktivitas industri di kawasan tersebut.

Melalui pembangunan kawasan terintegrasi ini, pihaknya optimistis jumlah total industri Indonesia yang dibangun di Jateng meningkat dari posisi saat ini 5 persen menjadi sekitar 10 persen dalam lima tahun mendatang.

Sejauh ini, lanjutnya, pengembangan KIK tahap pertama telah dibangun infrastruktur dasar seperti jalan, drainase, pembangkit listrik, pengolahan air bersih, pengolahan air limbah dan sarana penyediaan gas.

“KIK memiliki tagline Industrial Park by the Bay karena letaknya di tepi pantai, berada tepat di tengah koridor pertumbuhan ekonomi Jakarta-Semarang-Surabaya,” tuturnya.

Harapannya, KIK dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan mendorong arus investasi dan pencipataan lapangan kerja baru.  

Manajemen, lanjut Liman, juga akan memprioritaskan penggunaan tenaga kerja lokal dalam operasionalnya sebagai upaya pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di Jawa Tengah. Hal itu sudah dibuktikan pada proyek-proyek Jababeka di daerah lain utamanya di Kota Jababeka, Cikarang.

Infrastruktur yang dibangun nantinya adalah yang dibutuhkan para investor seperti water treatment plan, pembangkit tenaga listrik, dan membangun kawasan logistik.

Tahap pertama pembangunan KIK akan memanfaatkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sedangkan pemanfaatkan Pelabuhan Kendal menunggu pengembangannya dan belum akan dilakulan dalam empat hingga lima tahun ke depan. (iaf)