Menteri Airlangga Dorong Mitsubishi Tambah Investasi Industri Garmen

Oleh : Ridwan | Kamis, 19 Oktober 2017 - 13:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Tokyo-Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mendorong perusahaan raksasa Jepang, Mitsubishi Corporation untuk trus berinvestasi di Indonesia.

"Perusahaan raksasa Jepang tersebuy memiliki potensi besar untuk memacu pengembangan daya saing dan produktivitas berbagai sektor manufaktur dalam negeri," ujar Airlangga seusai bertemu dengan Senior Executive Vice President Mitsubishi Corporation/Regional CEO Asia & Oceania, Eiichi Tanabe di Tokyo, Rabu (18/10/2017) waktu setempat.

Menurutnya, sejumlah anak perusahaan dan afiliasi Mitsubishi Corporation mampu terlibat dalam berbagai kegiatan usaha skala global. Ini menjadi peluang besar kita ke depannya.

Menperin menyampaikan, pihaknya telah meminta kelompok usaha Mitsubishi untuk lebih banyak menanamkan modalnya di sektor industri garmen. Hal ini guna mendukung upaya Indonesia melakukan revitalisasi industri tekstil, dengan meningkatkan kapasitas produksi serat rayon.

"Rayon sebagai basis material baru. Apalagi, Indonesia akan memproduksi rayon dalam jumlah besar yang berbasis forest pulp," ujarnya.  

Bahkan, setelah membentuk joint venture dengan Uniqlo selaku perusahaan pakaian Jepang, Mitsubishi diyakini dapat menjadi mitra yang kuat untuk memperluas pasar ekspor bagi produk tekstil Indonesia. Saat ini, Uniqlo memiliki lebih dari 12 gerai di Jakarta dan kota lainnya.

"Selain itu, Indonesia sudah punya satu fasilitas produksi yang memasok ke Uniqlo sehingga ini bisa terintegrasi," tutur Airlangga.

Menperin mengungkapkan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan sektor yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Capaian ini terlihat dari penerimaan devisa negara melalui ekspor TPT sebesar USD11,78 miliar atau 8,2 persen dari total ekspor nasional, sehingga surplus USD4,31 miliar pada tahun 2016.

Selanjutnya, industri TPT berkontribusi sekitar 1,16 persen terhadap PDB nasional dan mencatatkan nilai investasi mencapai Rp7,54 triliun pada tahun 2016.

Di samping itu mampu menjadi jaring pengaman sosial karena menyerap tenaga kerja langsung yang cukup banyak sebesar 2,69 juta orang atau 17,3 persen dari total pekerja industri manufaktur di Tanah Air.