Perhutani Ajak Masyarakat Peduli Kelestarian Hutan di Indonesian FSC Week 2017

Oleh : Hariyanto | Selasa, 26 September 2017 - 12:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pada gelaran Indonesia FSC Week 2017,Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengajak konsumen kayu dan masyarakat untuk peduli kelestarian hutan dengan menggunakan produk-produk berbahan baku berasal dari hutan yang dikelola perusahaan secara bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Menurut Denaldy M Mauna, konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan yang bereputasi ramah lingkungan dan memiliki komitmen sosial. Konsumen bisa menerapkan wawasan ramah lingkungan di setiap tindakan konsumsinya.

Berdasarkan hasil survei Nielsen tahun 2015 menunjukkan bahwa 66% responden global bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap sosial dan lingkungan yang positif, naik dari 55% pada tahun 2014, termasuk responden generasi Z (15-20 tahun) kenaikan menjadi 72% dibanding tahun 2014 sebesar 55%.
 
"Siapapun bisa ikut serta melestarikan hutan. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menggunakan produk-produk yang jelas berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberi manfaat sosial bagi masyarakat. Informasi untuk menengarai produk ramah lingkungan sudah banyak di pasaran" kata Denaldy ditengah acara Indonesia FSC Week 2017, Senin (25/9/2017).
 
Pengelolaan hutan Perhutani telah menerapkan sepuluh prinsip Sustainable Forest Management mengacu standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).  Bahkan pada tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional “Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Allience, lembaga sertifikasi kehutanan dari Amerika Serikat.  Meskipun sertifikat pernah ditangguhkan pada awal reformasi tahun 1998 karena kasus penjarahan hutan, namun Perhutani mampu melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga meraih kembali sertifikat FSC pada 2011.
 
Total produksi kayu Perhutani yang bersertifikat FSC FM/CoC tahun 2016 mencapai 120 ribu m3  terdiri dari kayu jati 100 ribu m3 dan kayu rimba 20 ribu m3 , sedangkan sampai Agustus 2017, Perhutani menghasilkan kayu bersertifikat sebanyak 101 ribu m3 terdiri dari kayu Jati 91 ribu m3 dan kayu rimba seperti Mahoni, Sonokeling, Johar, Akasia, Trembesi, Sengon, Gmelina sebanyak 10 ribu m3.  Seluruh kayu-kayu Perhutani tersebut dalam bentuk kayu bundar atau LOG tersebut dijual melalui sistem online di tokoperhutani.com.
 
“Kami memproduksi bahan baku yang sumbernya dijamin memenuhi standar sustainable forest management untuk melayani konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan,” kata Denaldy .