Menteri Airlangga: Diberkahi 93,4 Juta Orang Pengguna Internet, IKM Perlu Manfaatkan Platform Digital

Oleh : Ridwan | Senin, 25 September 2017 - 18:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Sidoarjo, Jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, dan sekitar 93,4 juta orang diantaranya adalah pengguna internet menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar dalam pengembangan digital ekonomi. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, peluang ini perlu direspons cepat oleh pelaku usaha nasional khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM) untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan pendapatan.

"Sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, IKM berperan penting menjadi pendorong bagi pemerataan kesejahteraan masyarakat dan juga merupakan tulang punggung pada perekonomian negara," ujar Airlangga pada acara Workshop e-Smart IKM di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (25/9/2017).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, jumlah IKM lokal diperkirakan mencapai 4,4 juta unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,1 juta orang pada tahun 2016. Oleh karena itu, salah satu program prioritas Kemenperin adalah pengembangan IKM dengan platform digital melalui e-Smart IKM.

"e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Tujuannya untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing," papar Menperin.

Menteri Airlangga berharap, melalui e-Smart IKM, produk-produk asli Indonesia yang berkualitas bisa membanjiri pasar perdagangan elektronik atau e-Commerce di dalam negeri maupun global. "Apalagi, saat ini sedang terjadi tren peralihan transaksi dari pasar offline ke pasar online," katanya.

Merujuk data dari lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, nilai perdagangan elektronik di dalam negeri pada 2016 mencapai USD24,6 miliar atau setara Rp319,8 triliun (dengan asumsi kurs sebesar Rp13.000 per dolar AS). Potensi ini bisa membuat Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Sementara itu, kajian yang dilakukan oleh Google dan Temasek juga menunjukkan tren serupa, bahwa pasar online di Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 32 persen per tahun selama 10 tahun ke depan dan akan mencapai angka transaksi sebesar USD88 miliar pada tahun 2025.

"Dari data tersebut, Indonesia diprediksi memegang peranan signifikan dengan penguasaan sekitar 52 persen pasar e-commerce di Asia Tenggara, di mana nilai transaksi akan mencapai USD46 miliar pada tahun 2025," tutur Airlangga.

Dalam pengembangan tnknologi digital di sektor industri, pemerintah Indonesia dan Singapura telah sepakat bersinergi pada tahun depan untuk memasarkan lebih luas terhadap komoditi yang paling laris dan banyak dipasarkan melalui online, seperti makanan dan minuman.

"Kami akan kembangkan inovasi center dan safety food, misalnya inovasi kemasan dan daya tahan. Sehingga memiliki standar produk yang sama agar bisa dikirim ke pasar ASEAN dan lainnya. Jadi, kami mendorong ini tidak hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga IKM," papar Airlangga.