Kondisi Susu Segar Nasional Semakin Memprihatinkan

Oleh : Ridwan | Senin, 25 September 2017 - 16:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana mengatakan bahwa susu segar nasional saat ini sudah lampu merah. Hal ini disebabkan produksinya hanya mampu memenuhi 18 persen dari kebutuhan susu nasional.

"Produksi susu segar nasional bisa dikatakan relatif stagnan bahkan ada kecenderungan turun," ungkap Teguh di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/9/2017).

Ia meminta pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya penguatan guna mendukung peningkatan produksi susu nasional. "Pada 2020 diperkirakan produksi susu segar dalam negeri hanya memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan susu nasional," tambahnya.

Hal tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS). Pada tahun selanjutnya, lanjut dia, pasca-2020 sekurang-kurangnya per tahun harus diimpor 5,9 juta ton setara susu segar dengan nilai sekitar Rp30 triliun. Produksi susu relatif tidak mengalami kenaikan selama lima belas tahun terakhir, yakni sekitar 1.600-1.800 ton per hari.

Di sisi lain, lanjut Teguh, untuk populasi sapi perah terus mengalami penurunan. Ia pun mengusulkan pemerintah untuk melakukan impor dalam rangka meningkatkan populasi sapi perah. Teknisnya menggunakan pola subsidi sekurang-kurangnya Rp20 juta per ekor.

“Dengan begitu, sapi tersebut masih layak untuk kredit dengan tingkat bunga maksimal empat persen per tahun, grace periode satu tahun dan jangka waktu kredit tujuh tahun," tuturnya.

Menurutnya, Subsidi harus dilakukan, mengingat harga sapi perah impor berada pada kisaran 35-40 juta per ekor. Program tersebut sekaligus berguna meningkatkan skala pemilikan sapi menuju skala ideal secara bertahap.