Pabrik Oleokimia Milik Sinar Mas Cepsa Hari Ini Diresmikan

Oleh : Ridwan | Kamis, 14 September 2017 - 16:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Dumai, Pabrik oleokimia yang merupakan perusahaan patungan antara Sinar Mas dengan CEPSA hari ini diresmikan. Pabrik dengan nilai investasi mencapai Rp4,77 triliun ini berlokasi di Dusun Nerbit Kecil, Kelurahan Lubuk Gaung, Dumai, Kepulauan Riau.

"Ini adalah pertama kalinya Cepsa memproduksi bahan kimia yang tidak berasal dari minyak, tapi berbasis nabati, lokasi baru, bisnis baru, dan juga pasar yang baru," ungkap Deputy CEO Sinarmas Cepsa, Jose Maria Solana saat peresmian pabrik oleokimia Sinar Mas Cepsa di Dumai, Kepulauan Riau, Kamis (14/9/2017).

Ia menambahkan, pabrik Dumai memiliki kapasitas produksi tahunan 160.000 metrik ton alkohol lemak per tahun, dan akan memproduksi lemak alcohol (fatty alcohol) yang digunakan untuk bahan produksi kosmetik, produk perawatan sehari-hari, pasta gigi, dan deterjen.

"Fokus utama penjualan dari pabrik Dumai adalah pasar-pasar di Asia," terang Jose.

Menurutnya, nilai lebih dari pabrik tersebut bukan saja terletak pada kapasitas produksinya, melainkan juga pada penggunaan teknologi terkini yang mampu menghemat pemakaian energi, bahan baku serta sumber daya alam secara signifikan.

"Pabrik Dumai sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri. Selain itu, pabrik ini mampu menghasilkan listrik sendiri, mengolah limbah dan mengelola logistiknya sendiri," katanya.

Sebelumnya, Managing Director Sinar Mas, G. Sulistyanto mengatakan, teknologi terkini pada proses wood preparation dan cooking dapat menghemat pemakaian kayu hingga 751.000 green ton per tahun. Sementara teknologi dalam proses washing dan bleaching menghemat penggunaan air hingga 38.000.000 m3 per tahun.

Ia menilai keberadaan pabrik ini akan mengirimkan pesan yang positif akan potensi dari industri berbasis kehutanan Indonesia serta kemampuannya beroperasi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, Sulistiyanto menyampaikan, keberadaannya menciptakan lapangan kerja untuk 3.450 orang dan lapangan kerja tidak langsung 7.000 orang dan dapat terus bertambah.
"Sementara devisa nasional yang dapat diraih nanti sebanyak Rp14,84 triliun per tahun, dengan potensi  pajak sebesar sekitar Rp3,79 triliun," pungkasnya.