Gaperindo Komitmen Tingkatkan Produktivitas Tembakau Indonesia

Oleh : Hariyanto | Kamis, 07 September 2017 - 13:24 WIB

INDUSTRY.co.id - Lombok Timur- Perusahaan rokok anggota Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) seperti PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) dan PT Bentoel International Investama Tbk (Bentoel Group) berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tembakau Indonesia.

"Komitmen diwujudkan dengan membentuk kemitraan bersama para petani tembakau di Indonesia, termasuk di Lombok, Nusa Tenggara Barat," kata Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin Moeftie di Kabupaten Lombok Timur, Rabu (6/9/2017)

Komitmen tersebut juga disampaikan pengurus Gaprindo pada diskusi pertanian dan industri tembakau bersama para petani mitra, pemerintah pusat dan daerah di Desa Pijot Utara, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB.

Moeftie mengatakan program kemitraan yang dilakukan dalam pertanian tembakau memberikan jaminan pembelian, penyediaan satuan produksi seperti pupuk, bibit, dan zat pelindung tanaman.

Selain itu, ada juga upaya peningkatan kualitas dan produktivitas tembakau melalui bimbingan teknis penanaman.

"Program kemitraan menjadi jembatan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas produk petani nasional," ujarnya.

Para petani yang bermitra, kata dia, mendapatkan bantuan serta akses pasar langsung kepada pelaku usaha sehingga nilai ekonomi yang diterima petani dapat maksimal, tanpa harus melalui perantara atau pedagang.

Program kemitraan dengan petani lokal di Lombok, yang dijalankan Sampoerna dan Bentoel Group, memayungi lebih dari 4.200 petani tembakau yang bekerja di area seluas 10.000 hektare.

Program kemitraan Sampoerna kini juga telah diimplementasikan di beberapa daerah tembakau seperti Rembang, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar dan Lumajang.

Sementara Bentoel Group memulai pengembangan pertanian tembakau di Lombok sejak 1972, khususnya untuk jenis virginia.

"Kemitraan yang dijalankan bersama dengan ratusan kelompok tani berhasil meningkatkan produktivitas tembakau secara signifikan, menjadikan Lombok daerah penghasil tembakau kedua terbesar di Indonesia," ucapnya pula. seperti dilansir Antara.

Moeftie berharap program kemitraan dapat menjadi jawaban atas defisit tembakau di Indonesia, baik secara kualitas, kuantitas, dan jenis.

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata produksi tembakau di dalam negeri selalu di bawah 200.000 ton per tahun. Sementara, permintaan tembakau berkisar 340.000 ton per tahun.

"Kemitraan adalah solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan defisit tembakau di Indonesia. Kemitraan yang berkelanjutan akan meningkatkan produktivitas petani tembakau sehingga kebutuhan impor akan berkurang," katanya.

Diskusi pertanian dan industri tembakau bersama para petani mitra yang diprakarsai Gaprindo dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan, Kementerian Pertanian Bambang, Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, dan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti.

Selain itu, Bupati Lombok Timur H Muhammad Ali Bin Dachlan, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB H Husnul Fauzi, dan Head of Regulatory Affairs & International Trade PT HM Sampoerna Nadim Hasbani.