Bappenas Fokus Percepat Pembiayaan Infrastruktur PINA

Oleh : Herry Barus | Rabu, 06 September 2017 - 06:24 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bappenas) sedang fokus untuk mempercepat pembiayaan proyek-proyek infrastruktur dengan skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

Pada tahun ini, 10 proyek infrastruktur dengan total nilai sekitar Rp200 triliun diharapkan dapat memperoleh pembiayaan dengan skema PINA tersebut. Sedangkan untuk tahun depan, jumlahnya dua kali lipat atau sekitar Rp400 triliiun untuk 20 proyek PINA.

"Kita fokus dulu, artinya memenuhi apa yang sekarang sudah siap. Jadi kita tidak menargetkan suatu nilai tertentu tapi mempercepat proses yang sudah ada di 'pipeline', intinya itu," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (5/9/2017)

Pada kuartal III-2017, Bappenas menargetkan untuk memfasilitasi pembiayaan ekuitas tiga proyek infrastruktur di bidang energi, bandar udara, dan jalan tol dengan nilai sekitar Rp10 triliun.

Ketiga proyek infrastruktur yang difasilitasi penyelesaiannya adalah Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dengan total nilai proyek sebesar Rp2,1 triliun, PT Waskita Toll Road yang akan melepas sebagian kepemilikannya di sembilan ruas jalan tol untuk total proyek senilai Rp69,74 triliun dan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Meulaboh, Aceh, oleh PT PP Energi dengan total nilai proyek sebesar Rp7,1 triliun. Total nilai investasi ketiga proyek tersebut sekitar Rp79 triliun.

Saat ini, BIJB Kertajati yang didukung penuh Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Perhubungan, memproses penerbitan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dengan nilai sekitar Rp950 miliar, yang dibantu penasihat keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur dan manajer investasi PT Danareksa Investment Management.

Selanjutnya, PT Waskita Toll Road akan mendapatkan pembiayaan untuk pembangunan ruas tol dengan melepas sebagian kepemilikan saham di sembilan perusahaan pengelola jalan tol yang nilai perkiraannya mencapai sekitar Rp8 triliun. Divestasi tersebut dibantu oleh PT Danareksa Securities, PT CIMB Securities, PT BNI Securities, serta pihak lain seperti LMAN, PT PII, dan BNI.

Proyek lainnya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas sebesar 2x200 MW di Meulaboh, Aceh, milik PT PP Energi, melalui penerbitan perpetuity notes maupun RDPT senilai Rp1 triliun. Pemenuhan ekuitas pembiayaan tersebut dibantu oleh PT Danareksa Capital.

"Mudah-mudahan tiga proyek bisa selesai September ini, paling lambat Oktober," ujar Bambang. (Ant)